Cukur Belum Selesai Baterai Habis, Begini Jadinya Penampilan Haji Ini; Liputan Ichwan Arif co-editor PWMU.CO dari Tanah Suci
PWMU.CO – Pagi sudah mulai merambat, Rabu (13/7/22). Jam menunjukan angka 10 waktu Arab Saudi. Saya dan tiga rekan jamaah haji dari KBIH Baitul Atiq turun dari lantai 13 ke lantai G. Dengan pakai kaos oblong warna putih, kami langsung menuju ke deretan paling pojok di antara stan penjual baju.
Stan ini paling beda karena bukan jual tasbih, karpet, baju takwa, atau sajadah. Di papan nama bagian atas tertulis dengan warna putih dengan nama Barber Shop Jamilah. Tulisan ini sangat mencolok karena bacgroud-nya warna merah menyala.
Ya, kami memiliki niat setelah selesai Thawaf Ifadah adalah cukur gundul. Maka, kami pun ingin menghabiskan rambut di kepada tanpa tersisa.
“Berapa harga cukur gundul,” tanya saya pada tukang cukur.
Tukang cukur pun tersenyum. Kayaknya dia pun paham bahasa Indonesia. Dia langsung menyilakan duduk.
“Dua puluh Riyal,” jawab Ali (25), asli Pakistan.
“Lima belas Riyal ya, potong orang empat,” tawarku.
Ali pun mengangguk dan menyilakan dudul di kursi empuk hitam, yang menghadap kaca besar. Dia pun mengajak rekannya untuk langsung proses potong. Pisau potong dengan gagang warna biru muda pun diambil di rak depan. Tanpa babibu, dia pun mulai memotong habis rambut kami secara bergantian.
Tangan Ali pun sangat cekatan. Cowok Pakistan ini sudah sudah punya pengalaman tukang potong selama lima tahun saat kerja di Malaysia. Tidak butuh waktu lama, masing-masing kepala hanya butuh waktu 10 menit. Kepala kami sudah plontas, mengkilat, layaknya Ipin, tokoh film kartun Malaysia.
“Ini kita jadi haji gundul, ya,” kata Choirul Musabikhin sambil tersenyum saat lihat kepala plontosnya dari kaca.
“Pastinya istri kita akan pangling semua,” kelakar Kemas Saiful Rizal, sambil tertawa.
Baca sambungan di halaman 2: Cukur Belum Selesai Kehabisan Baterai