Tak Boleh Ada Kasus Asusila
Selain Nasirul Ahsan, kegaitan ini dihadiri juga oleh Ketua Ittihadul Ma’ahid Al Muhammadiyah (Itmam) KH Yunus Muhammadi; Ketua Pimpinan Muhammadiyah (PDM) Trenggalek Drs Rohmat MM; Direktur MBS 1 Trenggalek Anang Wahid Cahyono Lc MHI; Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Trenggalek Arifin, SPdI MPd; dan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Trenggalek Mujiarto MPdI.
Hadir pula anggota Pimpinan Dewan Kiai Pondok Pesantren Modern (PPM) MBS Trenggalek; Ketua Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Trenggalek Imam Nur Khozin MPdI; dan para guru SMP Muhammadiyah 1 dan SMA Muhammadiyah 1 Trenggalek.
KH Yunus Muhammadi menambahkan cara meyakinkan masyarakat sekitar. Yaitu tetap berusaha untuk membuktikan bawa pondok pesantren Muhammadiyah tidak akan terjadi kasus asusila.
“Meskipun masalah itu ada di pondok pesantren, namun kita bersama dengan seluruh pihak yang terkait harus berusaha untuk membuktikan, bahwa pondok pesantren Muhammadiyah yang kita punya ini, tidak akan terjadi kasus yang seperti itu,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Trenggalek mengungkapkan saat ini MBS Trenggalek sudah memisahkan kampus putra dan putri.
“Di MBS ini, sudah berjalan adanya pemisahan kampus putra dan putri. Kampus putra berada di Kecamatan Pogalan dan kampus putri berada di Kota Trenggalek,” jelasnya.
Ustadz Nashir mengimbuhi, untuk menambah kepercayaan masyarakat yaitu dengan memanfaatkan teknologi dengan menyebarkan informasi yang bermanfaat.
“Kegiatan MBS yang baik, yang berprestasi, kebaikan pondok, silakan di ekspos! Supaya masyarakat tau, bahwa sekolah ini memang terbukti sebagai sekolah yang baik dan bermutu,” tegasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni