PWMU.CO– Tafsir surat ash-Shaff ayat 10-11 disampaikan oleh Wakil Ketua PWM Jawa Timur Dr Sulthon Amien di Pengajian Ahad Pagi PCM Lakarsantri, Ahad (17/7/2022).
Pengajian bertempat di MI Muhammadiyah 28 Jl. Raya Bangkingan Surabaya dihadiri oleh warga, guru, dan kader persyarikatan. Topik yang dibahas Membangun Ekonomi Umat.
Sulthon Amien mengatakan, dalam dunia politik sudah populer istilah politik transaksional. ”Nomor Piro Wani Piro. Ada transaksi antara caleg dengan pemilih,” kata Sulthon yang juga pemilik Laboratorium Klinik Parahita.
Dalam tafsir surat ash-Shaff, kata Sulthon, ternyata Allah itu juga transaksional kepada orang-orang beriman. Tijarah itu jual beli atau transaksional. ”Allah menawarkan jual beli yang bisa membebaskan orang beriman dari siksa api neraka,” tuturnya.
Jual beli itu, sambung dia, adalah tukminuuna billahi wa rasulihi wa tujahiduna fii sabilillahi bi amwaalikum wa anfusakum. Beriman kepada Allah dan rasulnya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.
Jihad, jahadu, kata dia, artinya bukan hanya perang tapi bersungguh-sungguh. ”Contoh bersungguh-sungguh datang ke pengajian itu juga jihad. Hasilnya pasti berbeda orang yang bersungguh-sungguh datang ke pengajian dengan orang yang asal datang,” tuturnya.
Dicontohkan lagi, orang yang memasak dengan sungguh-sungguh juga beda hasil dengan tukang masak yang asal-asalan. ”Cita rasanya beda, begitu juga selesainya bisa tidak tepat waktu,” tandasnya.
Jihad yang diminta oleh Allah adalah jihad amwaal wa anfus. Jihad harta dan jiwa yang sungguh-sungguh dijual kepada Allah. ”Jihad dengan harta itu bukan hanya orang kaya, orang miskin juga bisa dengan harta yang dia punya,” katanya.
Menurut Suthon, orang miskin yang berbagi hartanya kepada sesama maka langit bakal terbuka karena semua malaikat berdoa kepadanya. ”Karena itu sesulit apapun berjihadlah harta dengan berinfak,” tuturnya.
Lantas dia mengutip pernyataan KH Ahmad Dahlan. ”Keislaman itu bukan hanya Allah ada di dalam jiwamu tapi kehidupan Islam menjadi nyata melalui perilakumu.”
Ekonomi Umat
Dia mencontohkan PCM Sepanjang yang unggul se Indonesia mempunyai TK ABA, SD, SMP, SMA, SMK, MA, masjid, RS Khodijah, Koperasi Baitul Madani.
”Jangan bayangkan kekayaan PCM Sepanjang sekarang sama kondisinya seperti 30 tahun yang lalu. Semua amal usaha itu dibangun mulai dari bawah. Dari belum belum punya apa-apa. RS Khodijah berawal dari poliklinik kecil,” ceritanya.
PCM Lakarsantri yang baru berumur sepuluh tahun, kata dia, sekarang sudah memiliki MI dan TK ABA. Sebentar lagi akan membangun panti asuhan. ”Bayangkan sepuluh tahun yang lalu PCM Lakarsantri belum punya apa-apa sekarang sudah punya gedung madrasah yang bagus ini,” ujar Sulthon.
Pembangunan ekonomi umat, dia yakin bakal terus berkembang. Kondisi PCM ini akan berubah 30 tahun mendatang. ”Syarat untuk maju itu selalu berinovasi, mampu melihat peluang, dan memberi nilai produk,” tandasnya.
Inovasi adalah terus berpikir mencari hal baru sehingga otak terpakai terus menjadi pintar. Mampu melihat peluang itu tidak takut bersaing tapi bisa mencari celah untuk berkembang.
Dia mencontohkan, di depan SPBU al-Barokah Kaliangkrik Magelang ada penjual bensin eceran yang fotonya viral di medsos. ”Kalau dilihat sepintas mana mungkin laku jual bensin eceran di depan SPBU tapi penjual itu melihat peluang melayani orang yang tak mau antre,” ujarnya.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto