PWMU.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyempatkan diri menghadiri reuni PGA 6 Madiun tahun angkatan 1973-1977, di MTs N 1 Madiun, Jumat (17/2/2017).
Muhadjir adalah lulusan sekolah Pendidikan Guru Agama yang kini sudah berubah menjadi MTs itu. Bertemu puluhan teman seangkatannya yang sudah cukup berumur itu, Muhadjir tampak menikmati nostalgia semasa sekolahnya dulu. Demikiam pula teman-temannya.
(Baca: Curhat Istri Mendikbud Muhadjir Effendy soal Minimnya Etika Generasi Muda)
“Kita bangga ada alumni yang jadi menteri, semoga menginspirasi anak-anak kita di MTs ini,” kata Mahmudi ketua panitia yang juga alumni adik kelas Mendikbud.
Saat memberi sambutan, Muhadjir masih hafal nama-nama guru yang dulu mengajarnya. Sebagian guru yang masih hidup hadir dalam acara penuh kekeluargaan itu. Satu persatu nama guru disebutnya dengan kenangan masing-masing.
“Saya sering terlambat masuk sekolah karena rumah saya jauh dan harus nyengklak sepur. Yang saya ingat guru yang sering nyetrap saya karena terlambat adalah pak Badri dan pak Salim,” kata Muhadjir. Tetapi karena hukuman itulah ia belajar disiplin.
(Baca juga: Pesan Mendikbud untuk Siswa yang Akan Ikuti Ujian Nasional)
Nama guru yang lain, Pak Rusmin, memiliki kenangan tersendiri. Guru yang satu ini mengajarkan hafalan ayat Alquran. “Sampai saat ini ayat-ayat itu masih sering saya gunakan untuk ceramah,” kenang mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Selain guru, Muhadjir juga tidak melupakan teman-teman segrup musiknya. Tusiran, Kamalim, dan Muhajir adalah tiga nama yang dikenal sebagai punggawa grup orkes melayu Barito PGAN Madiun waktu itu.
“Saya pernah distrap kepala sekolah gara-gara memungut dana siswa baru untuk membeli alat musik,” kisah Muhadjir. “Itu juga yang menginspirasi saya membuat kebijakan agar komite sekolah dapat menggalang dana untuk kemajuan sekolah.”
(Baca: Guru Idola Mendikbud Prof Muhadjir Effendy Sewaktu SMA, Meninggal Dunia)
Tentang kenangan dengan guru-gurunya itu, Tusiram punya penilaian tersendiri. “Mas Fendy (panggilan akrab Muhadjir) memang orang yang sangat menghormati guru,” komentar Tusiram.
Dalam kesempatan itu, Mendikbud berharap agar anak-anak sekarang lebih diperhatikan. Tantangan yang berbeda dibanding zamannya sekolah dulu harus dijawab dengan pendekatan yang berbeda pula. “Harusnya anak-anak sekarang bisa lebih sukses lagi karena fasilitas sudah semakin baik,” ungkapnya.
Mendikbud melakukan kunjungan dua hari di Madiun dan Nganjuk. Selain menghadiri reuni, bersama jajaran Kemendikbud ia juga mengunjungi beberapa sekolah, bertemu dengan ratusan kepala sekolah, serta melantik pengurus Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah (IBKS). (Nas)