Barometer Jatim
Sementara, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Hamri Al-Jauhari mengatakan, Emil adalah salah satu figur yang memiliki prestasi dalam pendidikannya. Hal tersebut terbukti dari latar pendidikannya. Emil pernah menempuh pendidikan S2 di University of Oxford dan S3 di Ritsumeikan Asia Pacific University.
”Hari ini kita bertemu tokoh besar atau bapaknya Jawa Timur. Besok mudah-mudahan adik-adik semua yang di sini insyaallah menjadi tokoh yang besar,” doa Hamri.
Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Surabaya Abraham Adimukti menggatakan, Surabaya menjadi barometer IPM di Jawa Timur. “Semoga IPM senantiasa dapat mencetak kader-kader terbaik, menjadi sosok yang bisa menjaga identitas pelajar,” harapnya.
Dalam merawat identitas, lanjutnya, terbentang tantangan besar yang bagi IPM di umur 61 tahun ini. Dia berharap IPM mampu menjadi garda terdepan sebagai agen perubahan. Sebab IPM merupakan cinta untuk bermuhammadiyah.
”Pelajar konsentris merupakan gerakan yang kami canangkan demi merawat identitas pelajar Muhammadiyah yang terampil, berilmu, dan berakhlak mulia,” imbuh Abraham.
Di penghujung acara diisi mimbar berpuisi. Dalam segmen ini para kader menyumbangkan puisi apapun, baik kritikan, pujian, maupun lainnya. Antusiasme kader IPM dalam menuangkan perasaannya di ruang tersebut luar biasa. Hal ini menjadi bukti bahwa kader IPM sangat terampil dalam berkarya dan memiliki cara tersendiri dalam meluapkan emosinya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni