Masa Kasih Sayang SD Muhida Bernuansa Tradisional Jawa

Seorang siswa sedang mencoba bermain egrang (Mirza Putera/PWMU.CO)

Masa Kasih Sayang SD Muhida Bernuansa Tradisional Jawa; Liputan Mirza Putera dan Abdullah Makhrus, kontributor PWMU.COO Sidoarjo

PWMU.CO – Suasana di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo (SD Muhida) tampak berbeda, Senin (18/7/2022). Pagi itu guru dan karyawan memakai pakaian adat Jawa. Sementara aneka aksesoris budaya Jawa menghiasi hampir semua sudut sekolah.

Senin itu, SD Muhida sedang menyelenggarakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diberi titel Makasa alias Masa Kasih Sayang. Acara ini berlangsung hingga Selasa (19/7/2022).

Kepala SD Muhida Moh Saifullah Rochim menjelaskan, nuansa tradisional pedesaan Jawa sengaja dipilih untuk memberikan kesan baru bagi siswa dan orangtua yang mengantarkan siswa baru di hari pertama sekolah. 

“Dengan mengangkat tema Dolanan bareng Muhida, sekolah ingin mengenalkan ragam kebudayaan Jawa kepada murid baru,” ujarnya. 

Oleh karena itu SD Muhida menyiapkan beberapa stan menarik. Seperti stan permainan tradisional yang menghadirkan gasing, egrang, bekel, atau engkle. Ada pula stan alat musik tradisional berupa angklung, gong, kenong, kulintang, dan saron. Ada pula stan jajanan tradisional, robotika, dan kuis al-Islam.

Baca sambungan di halaman 2: Opening Ceremony

Dengan pakaian tradisonal Jawa, para ustadzah menyambut siswa. Masa Kasih Sayang SD Muhida Bernuansa Tradisional Jawa (Abdullah Makhrus/PWMU.CO)

Opening Ceremony

Pukul 07.00 WIB para siswa mulai berdatangan. Sebelum mengikuti acara inti, mereka berkumpul di kelas masing-masing untuk berkenalan dengan teman-teman sekelas. Juga untik berkenalan dengan guru wali kelas. Setelah itu guru mengajak siswa keluar dan berkumpul di halaman sekolah untuk mengikuti opening ceremony.

“Inilah sekolah kita SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo. Pak Saiful ucapkan selamat datang, insyaallah kalian akan bertemu dengan guru-guru yang menyenangkan dan hari ini kita akan banyak bermain-main,” ucap Moh Saifullah Rochim

Dia melanjutkan, “Semoga murid kelas satu ini senang belajar di SD Muhida dan mudah-mudahan mendapat ilmu yang berguna bagi agama, negara, dan orangtua kalian,” ujarnya. 

Saifulllah pun membuka acara dengan mengucap, “Bismillahirrahmanirrahim, acara Makasa hari ini Pak Saiful buka.” 

Setelah itu, murid dipandu wali kelas masing-masing untuk melakukan school tour, mengenal area sekolah sembari berkenalan dengan setiap petugas di posisinya.

Baca sambungan di halaman 3: Kunjungi Berbagai Stan

Permaiana traditional bakiak raksasa (Mirza Putera/PWMU.CO)

Kunjungi Berbagai Stan

Usai beristirahat sejenak, para siswa diajak menjajahi setiap stan yang telah disediakan. Ada yang bermain bersama guru di stan permainan tradisional. Mereka diajarkan untuk bermain egrang, klompen raksasa, congklak, bekel, dan masih banyak lagi. 

Tampak tawa lebar di wajah-wajah mereka. Para siswa sangta antusias menjajal beragam permainan yang mungkin sudah jarang mereka temukan di lingkungan tempat tinggalnya. 

Beberapa dari mereka ada yang lebih tertarik untuk menjajal alat musik gamelan, angklung, bonang, kendang, gong, dan lainnya.

Di sudut lain, ada pula yang tertarik ikut kuis surat pendek. Di stan al-Islam mereka bermain spinning wheel yang berisi surat-surat pendek. Saat roda berhenti, maka surat tersebutlah yang harus mereka baca. Yang berhasil membacanya dengan lancar mendapatkan hadiah pensil lucu.

Suasana berbeda lagi di stan robot. Murid-murid takju  dan heran ketika melihat ada robot yang bisa bermain angklung dengan memainkan beberapa lagu seperti Ibu Kita KartiniIndonesia RayaCublak-Cublak Suweng, dan lagu lainnya. Robot tersebut adalah karya siswa eskul robotika.

Jajanan tradisional juga sudah berjajar di stan jajanan Muhida. Tampak murid-murid mengerubunginya. Ada hidangan tiwul, klepon, gempo, lupis, dan sebagainya. Selain itu ada juga rujak buah serta umbi-umbian rebus seperti singkong, ubi, kentang, dan kacang. 

Hari ini para siswa dibebaskan untuk mengeksplorasi apa saja yang menarik bagi mereka hingga hati mereka puas. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version