Bangkit dari Keterpurukan, Belajar dari Kisah Inspiratif Ini; Liputan Mahfudz Efendi, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Keterpurukan tidak harus membuat kita tenggelam dalam duka. Banyak teladan, dari keterpurukan justru membangkitkan semangat untuk meraih kesuksesan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebomas Imam Poeri dalam kegiatan Teachers Gathering di Hotel Permata Biru Prigen Pasuruan Rabu-Kamis (13-14/7/2022).
Imam Poeri menyampaikan motivasinya di hadapan guru-guru di lingkungan Majelis Dikdasmen Kebomas. Yaitu dari SD Muhammadiyah 1 Kebomas (SD Muri), SMP Muhammadiyah 4 Gresik (Spemupat), dan SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany).
Imam Poeri mengungkapkan bangkit dari keterpurukan itu menjadi keharusan jika kita ingin maju. “Setelah kita terpuruk, ada niat untuk bangkit, disertai semangat, insyaallah sukses dapat diraih” ujarnya.
Saat kita terpuruk, lanjutnya, kita membutuhkan motivasi dari hadirnya orang ketiga untuk membuat kita bangkit. Sebaliknya jika kita sudah merasa sukses, justru itu akan mematikan kreativitas kita. Lambat laun langkah kita akan dilihat kompetitor, pelan pelan dilampaui dan tanpa disadari akan terpuruk. Untuk bangkit lagi tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Kisah Inspiratif Dr Handry Satriago
Pada kesempatan itu Imam Poeri menampilkan video inspiratif dari Dr Handry Satriago, penyandang disabilitas yang merupakan CEO termuda di perusahaan paling tua General Electric (GE) Company.
GE merupakan perusahaan teknologi terbesar yang didirikan oleh Thomas Alva Edison sejak tahun 1980 di New York, Amerika Serikat. Dia menjabat sebagai CEO di GE Indonesia itu dari tahun 2011.
Untuk meraih kesuksesannya, Handry harus menerjang rintangan dan kesulitan yang berat. Dia divonis dokter memiliki kanker kelenjar getah bening di tulang belakangnya di usia 17 tahun.
Setelah itu dia tidak bersekolah berbulan-bulan dan harus duduk di kursi roda hingga sekarang. Saat terakhirnya dapat berjalan adalah ketika dia diminta mengimami ibunya menunaikan shalat Asar.
Qadarullah saat rukuk di rakaat kedua, ia terjatuh. Saat peristiwa itu terjadi Handry sudah tidak dapat berdiri dan berjalan lagi. Dia sempat putus asa, merasakan frustasi dan mengurung diri di kamar berhari-hari. Dia merasa dunia gelap. Dia marah pada Tuhan, marah pada semua hal, frustasi luar biasa menyergapnya.
Baca sambungan di halaman 2: Dobrakan Ayah