Dokter Harus Paham IT
“Kedua, mahasiswa kedokteran harus paham IT karena alat-alat kedokteran sekarang itu sudah digitally semua,” imbuhnya. Arahnya, sambung dia, bukan pada sistem tapi pemanfaatan dan implementasi teknologi IT pada ilmu kedokteran.
“Di Indonesia, contohnya ada Alodoc. Itu tidak ada klinisnya. Pasien nanya cuma dikasih obat. Padahal obat masuk tubuh reaksinya macam-macam,” terangnya.
Ketiga, lanjut dr Syaf, “Untuk keperluan Fakultas Kedokteran, laboratorium harus satu padu dengan fakultasnya. Jangan sampai terpisah di fakultas yang lain.”
Keempat, “Kalo kita mau mencari mahasiswa, saya sarankan satu kelas 50 mahasiswa semuanya dari wilayah Sidoarjo,” usulnya.
Kebutuhan dokter di Sidoarjo, menurut dr Syaf, masih sangat banyak. Dia berharap, lulusan FK Umsida dapat terserap maksimal di rumah sakit yang ada di Sidoarjo.
“Kita harus membangun, menciptakan FK yang meskipun baru, tapi top class. Kita buat brand image yang bagus dan output yang bagus. Setelah itu baru membuka kerja sama dengan daerah-daerah,” sambungnya.
Kelima, “Beri kesempatan teman-teman dosen nantinya yang mau studi lanjut dengan beasiswa dari Umsida. Termasuk beri teman-teman dokter ini bimbingan menjadi dosen karena mereka tidak punya latar belakang pendidikan,” ujarnya. (*)