PWMU.CO– Parade nasi goreng menghiasi acara Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) SMP Muhammadiyah 4 Jl. Gadung Surabaya, Kamis (21/7/2022).
Sebanyak 80 kotak makan warna-warni aneka ukuran berjajar di atas meja. Ada aneka macam sajian nasi goreng plus lauk pauk yang menggoda selera.
Itulah suasana Fortasi SMPM 4 pada kegiatan sarapan bersama yang menjadi parade nasi goreng. Para siswa baru membawa bekal makanan dari rumah yang memenuhi gizi empat sehat.
Ketua IPM SMP Muhammadiyah 4 Surabaya Gita Indah Lestari menuturkan, sarapan bersama ini rangkaian kegiatan Fortasi. Setiap pagi siswa baru dianjurkan membawa bekal dari rumah dan dimakan bersama waktu sarapan.
”Menu nasi goreng dipilih karena bikinnya cukup mudah dan banyak yang suka,” katanya.
Dengan suka cita siswa baru berkumpul lalu mengambil bekalnya. Handa Sonia, Seksi Acara Fortasi, bertanya kepada para siswa. ”Ayo, siapa yang hari ini nasi gorengnya dimasakkan ibu?” tanya Handa yang guru Bahasa Indonesia.
Hampir semua siswa mengangkat tangan ke atas menandakan nasi goreng yang dibawa buatan ibunya. Hanya lima siswa yang mengaku nasi gorengnya masakan ayahnya.
Selanjutnya Handa Sonia mengajak siswa untuk mendoakan ayah dan ibu mereka karena telah bersusah payah menyiapkan hidangan untuk bekal Fortasi pagi itu.
”Tidak hanya doa saja, namun kalian harus berjanji sepenuhnya untuk belajar sungguh-sungguh agar tidak mengecewakan orang tua. Ingat, orang tua sudah mendukung sepenuhnya pendidikan kalian selama ini,” tambah Handa Sonia.
Sebelum hidangan nasi goreng dimakanbersama, siswa baru diajak oleh pendamping kelompoknya masing-masing untuk berdoa bersama terlebih dahulu.
”Harapan doa bersama ini supaya adik-adik kelas semakin hafal dan terbiasa berdoa sebelum makan,” ujar Nasywa Ikhtiaranisa, pendamping kelompok 4.
Doa makan diucapkan bersama: Allahumma baariklana fii maa razaqtana waqiina adzabannaar. Setelah doa dilantunkan, siswa baru bersama pendamping kelompok menyantap hidangan nasi goreng bersama.
”Kata Kakak IPM, makannya harus habis. Agar tidak mubazir,” ujar Kaindra Sabian Azka Asy Syafi, salah satu peserta Fortasi.
Penulis Taufiqur Rohman Editor Sugeng Purwanto