Takdir Baik dan Buruk
Sebagaimana dalam rukun iman, setiap Mukmin wajib beriman terhadap takdir baik yang berupa kebaikan atau keburukan. Dan sesungguhnya bagi setiap hamba Allah yang sejati, tiada takdir itu kecuali hanya berupa kebaikan. Bila berupa kebaikan itu adalah kebahagiaan yang sempurna baginya, dan ia akan selalu meningkatkan rasa syukurnya kepada Allah.
Bila berupa keburukan hal itu juga kebaikan karena bisa jadi itu menjadi wasilah untuk ia menjadi lebih baik karena kesalahannya sendiri, sehinga dijalaninya dengan kesabaran dan merasa bahagia telah ditegur yang berarti masih diperhatikan oleh Allah.
عن صهيب قال: قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:” عَجَبًا لأمرِ المؤمنِ إِنَّ أمْرَه كُلَّهُ لهُ خَيرٌ وليسَ ذلكَ لأحَدٍ إلا للمُؤْمنِ إِنْ أصَابتهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فكانتْ خَيرًا لهُ وإنْ أصَابتهُ ضَرَّاءُ صَبرَ فكانتْ خَيرًا لهُ“. رواهُ مُسْلِمٌ.
Dari Shahib berkata: Rasulullah bersabda: “Mengherankan untuk setiap perkara bagi orang yang beriman, setiap perkara yang menimpanya semuanya adalah kebaikan bagi dirinya, dan hal itu tidaklah bagi seseorang kecuali ia adalah seorang mukmin. Jika ia ditimpa kebahagiaan maka ia bersyukur maka hal itu adalah kebaikan baginya, dan jika ia ditimpa kesedihan maka ia bersabar dan hal itu juga kebaikan bagi dirinya.” (HR Muslim)
Umur Bertambah
Di antara takdir Allah adalah masalah umur manusia. Usia manusia hidup di dunia sangatlah terbatas, sebagaimana dalam hadits di atas. Untuk dapat menambah umur adalah dengan berbuat kebaikan. Kebaikan jika dijalankan dengan baik akan memiliki dampak positif yang bisa jadi berkepanjangan.
Seseorang yang membangun masjid atau lembaga pendidikan, membuat saluran irigasi dan lain sebagainya, semua itu adalah kebaiakan yang berdampak jangka panjang. Maka dengan demikian sekalipun seseorang itu telah meninggal dunia maka umur kebaikannya yang dimilikinya masih terus berjalan seiring dengan kebaikan yang telah diwariskan atau ditinggalkannya.
Sehingga maksud hadits di atas adalah sebagai dorongan untuk kita melakukan kebaiakan yang kebaikan itu memiliki dampak jangka panjang tersebut. Para ulama di antaranya telah meninggalkan warisan kitab atau buku yang sampai saat ini masih dijadikan literatur oleh umat, maka hal ini juga bagian dari upaya untuk melaksanakan perintah sebagaimana hadits di atas. Wallahu a’lam bishshawab. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Mengubah Takdir dengan Doa, Memperpanjang Usia dengan Amal, adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 31 Tahun XXVI, 22 Juli 2022/23 Dzulhijjah 1443
Discussion about this post