Punya Rooftop
Sementara menunggu pengajian dimulai, saya duduk bersandar di dinding kaca transparan bersama beberapa jamaah wanita yang sudah hadir sejak shalat Subuh. Nyaman, karena karpet hijau asli Persia yang saya duduki sangat empuk. Ada pula stop kontak di bagian dinding bawah, sehingga saya langsung mencolokkan charger HP di sana.
Hingga beberapa menit kemudian, sambil menunggu pengajian dimulai, perhatian saya terpaku pada sisi utara atap masjid. Bukan karena keindahan beberapa Asmaul Husna yang menghiasi langit-langit masjid, melainkan ada seorang anak yang mengintip dari balik atap kacanya.
Jantung saya berdegup tak beraturan. Bagaimana mungkin seorang anak kecil berdiri sendirian di atas sana.
Saya langsung bertanya kepada jamaah di samping saya, apakah masjid ini ada dua lantai. Dia menerangkan ada rooftop di sana, di mana jamaah bisa naik tangga atau lewat lift.
Penasaran, saya naik ke rooftop lewat lift. Dalam hitungan detik, saya tiba di lantai 2. Ada karpet karet hijau yang melapisi seluruh lantai rooftop itu. Kata Haji Sutrimo, saat Ramadhan kemarin, rooftop juga menjadi tempat shalat karena jamaah membeludak.
Baca sambungan di halaman 4