Dirjen Haji Prof Hilman Latief Temui Jamaah di Mekah, Ini yang Dijanjikan, liputan Ichwan Arif co-editor PWMU.CO dari Tanah Suci
PWMU.CO – Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Republik Indonesia Prof Hilman Latief menyapa jamaah haji yang berada di Arkan Bakkah Hotel setelah shalat jamaah Maghrib, Jumat (22/7/22).
Dia menyampaikan semua petugas yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Agama, dengan semangat yang sama, memberkan pelayanan yang terbaik bagi jamaah haji.
“Semua petugas jamaah haji di Makkah, mulai dari dokter, pejabat, pejabat Kementerian, direktur, komesioner, komisaris, semua bertugas sesuai dengan job-nya,” ujar mantan Ketua Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kepada PWMU.CO.
Dia memaparkan yang membagikan makanan, bahkan yang menyeberangkan jalan, memiliki semangat yang sama. Mereka tidak membawa identitas di Indonesia.
“Ini yang harus dipahami oleh semua jamaah,” tegasnya.
Semangat Kebersamaan
Hilman Latief berharap dengan semangat kebersamaan dan semangat untuk memberikan yang terbaik untuk jamaah haji tahun depan bisa untuk terus bisa ditingkatkan.
“Semoga juga kouta jamaah haji tahun depan bisa bertambah dari kouta tahun ini,” harapnya.
Untuk itu, lanjutnya, kami dapat perintah dari Menteri Agama supaya bisa menyiapkan untuk penyelenggaran haji tahun 2023. Persiapan haji tahun ini hanya 40 hari, maka terasa tergesa-gesa karena biasanya disiapkan selama 4 bulan.
Peningkatan Pelayanan
Hilman Latief mengungkapkan, pihaknya akan terus meningkatakan dari sisi fasilitas untuk pelayanan haji tahun depan. Mulai dari hotel, trasportasi, dan juga katering.
“Masih banyak hal yang perlu kami tingkatkan guna memberikan pelayanan yang yang terbaik untuk jamaah haji tahun depan. Jamaah bisa memberikan penilaian yang positif untuk perbaikan ke depannya,” katanya.
Dia memaparkan spirit kita sama yaitu memberikan pelayanan yang terbaik. Insyallah ibadah haji tahun ini akan dievaluasi untuk peningkatan pelayanan tahun depan.
“Saya infokan untuk katering sudah bagus 3 kali per hari. Hanya saja untuk menu dan rasanya agar bisa lebih baik agar tidak jenuh, terutama lidah Indonesia terbiasa sambal,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni