Kota Modern
Saya terkesan dengan bangunan-bangunan di Jeddah, banyak produk dengan merek-merek terkenal dunia berdiri di Jeddah. Kemegahan Jeddah rasanya tak kalah dari Singapura atau kota-kota besar di dunia.
Menurut Atok, sebelum Riyadh, Jeddah adalah Ibukota Arab Saudi. Tak heran jika Jeddah menjadi kota kelas dunia. Tak ketinggalan kami melewati bibir pantai Laut Merah yang superpanjang jauhnya. Di sisi sebelah jalan sepanjang Laut Merah berjejer hotel-hotel mewah dan super tinggi. Kemudian kami turun di dekat lokasi yang ada tulisan menyala ‘JEDDAH’. Karena saat itu sudah masuk waktu shalat Maghrib, Atok, saya, dan istri segera menggelar sajadah di atas rerumputan untuk shalat Maghrib berjamaah.
Selesai shalat, kami berjalan-jalan sejenak di bibir pantai Laut Merah sambil berfoto di spot-spot yang kami anggap menarik. Pantai Laut Merah adalah destinasi wisata bagi warga Jeddah dan Arab Saudi. Sepanjang pantai pemandangannya sangat indah. Di antara dua jalur jalan raya yang sangat lebar terdapat jogging trek dengan pohon sejenis palem di sisi kanan kirinya. Tempat orang-orang berolahraga dan berjalan-jalan.
Sekitar 30 menit kami di Pantai Laut Merah, angin berhembus semakin kencang. Kami pun beranjak pulang. Sebelum pulang, saya dan istri diajak oleh suami istri itu makan malam di restoran Thailand yang menyajikan masakan Asia.
Kami pun memesan asem-asem cumi dan gurami asam manis. Walaupun bukan orang Indonesia, pelayannya pandai berbahasa Indonesia. Bahkan menutur Atok, manajer restoran itu pernah dipegang orang Indonesia.
Terima kasih buat mbak Roma dan mas Atok atas pengalaman yang mengesankan ini. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni