Ekstrapenanganan
Salah satu guru mata pelajaran, Adilah Endah Putriyani, mengungkapkan, mengajar siswa berkebutuhan khusus harus ekstrapenanganan.
“Sebenarnya tidak bisa dalam pembelajaran hanya ada satu guru untuk anak-anak istimewa ini. Makanya kami merangkul mereka biar sama-sama jalan,” ujar Dila, sapaan akrabnya.
Dia melanjutkan, “Kadang siswa-siswa ini ada yang nggak mau ditinggal gurunya waktu pembelajaran. Jadi maunya diajari terus. Guru tidak boleh bergantian mengajari siswa yang lain,” ungkapnya.
Dila mengungkapkan guru-guru sempat merasa kesulitan saat di kelas. Karena harus membuat dua indikator yang berbeda, antara yang difabel dan reguler dalam capaian pembelajaran. Namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai terbiasa dan menjadi lebih greget dalam melaksakan pembelajaran.
“Ya, semoga sekolah bisa segera mendapatkan guru pendamping untuk siswa-siswa istimewa ini. Sehingga pembelajaran bisa berlangsung dengan lancar kembali,” tambah Dila. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni