Posisi PWMU.CO
Dalam sambutannya, Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Drs Sugeng Purwanto mengungkap perasaannya mendapat kunjungan pagi itu. “Kami sangat senang bisa terjalin komunikasi yang baik,” ujarnya.
Dia lantas teringat, dulu PWMU.CO punya kontributor di UMY bernama Adam Affan. Kini, lanjutnya, lebih banyak humas yang mengirim berita.
Di hadapan mahasiswa berjas merah itu, Sugeng—sapaannya—juga menerangkan, keberadaan Lembaga Informasi dan Komunikasi di PWM Jawa Timur. Di mana nomenklatur asalnya yaitu Majelis Pustaka dan Informasi.
Tapi di sini, lanjutnya, majelis itu dipecah menjadi dua. Pertama, Majelis Pustaka yang mengurusi perbukuan, sementara LIK mengurusi masalah digital dan komunikasi PWM dengan masyarakat luar. “Ini agak aneh dibanding PWM yang lain, tapi tujuannya adalah efektivitas,” jelasnya.
Dia menerangkan, LIK mengelola dua dakwah digital. Pertama, portal berita PWMU.CO yang dibentuk tahun 2016. “Asal muasalnya menampung semua kegiatan persyarikatan Muhammadiyah Jawa Timur,” ungkapnya.
Kedua, PWMUTV (di Youtube) yang menyajikan dakwah singkat dan aktivitas dari semua Amal Usaha Muhammadiyah Jawa Timur.
“Dengan PWMU.CO, kita melatih orang untuk menulis, memberitakan sekitarnya supaya bisa diviralkan media kita. Posisi PWMU.CO cukup bagus kalau dibanding media-media Muhammadiyah,” ujarnya.
Namun dibanding portal berita organisasi lainnya, posisi PWMU.CO cenderung masih kalah. “Karena (di portal sebelah) ada instruksi untuk mengklik. Kalau banyak yang baca, view jadi naik. Jadi rankingnya lebih bagus,” terangnya.
Maka dia berharap, dari kunjungan ini bisa terjalin komunikasi dakwah digital, di Jawa Timur sudah dicanangkan sejak tahun 2015, yakni dengan menulis seluruh kegiatan di UMY untuk bisa disiarkan.
Dia heran. Meski PWMU.CO milik PWM Jatim, tapi pengirim berita bisa dari luar Jawa Timur, seperti Makassar, Gorontalo, Bima, dan Jateng. “PDM dan PCM Solo, Karanganyar juga mengirimkan ke PWMU.CO,” urainya.
Keistimewaannya, kata Sugeng, itu soal viralnya. “Kalau dimuat di PWMU.CO itu bisa viral. Itu perlu kita pelajari bersama dalam dakwah digital di era sekarang ini!” tegasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni