Finding Treasure
Pada pos Finding Treasure, secara berkelompok siswa diminta mengumpulkan ‘bola berharga’ sebanyak-banyaknya yang ada di sekitar mereka. Tapi, seluruh siswa menutup matanya menggunakan slayer oranye khas Spemdalas, kecuali komandan masing-masing kelompok yang di paling belakang.
Sementara itu, syarat lainnya, tidak boleh berkomunikasi lisan. “Hanya pakai komunikasi non verbal!” ujar salah satu trainer, Nur Hasanah SPsi.
Mereka lantas diberi waktu menentukan isyarat yang dipakai komandan untuk mengarahkan jalannya tim. Misal isyarat tepuk pundak kanan untuk jalan ke kanan. Ini semakin menantang karena ada kakak IPM Spemdalas di sekitar mereka yang mengganggu dengan memberi isyarat distraktor.
Para peserta pun berlomba mengumpulkan bola berharga itu. Mereka tampak berjalan mengular ke berbagai arah di lapangan basket Spemdalas, semua berusaha mengikuti dengan menyalurkan instruksi masing-masing komandan.
Zaitun Nailiyah SPsi, salah satu trainer yang berjaga di pos itu, menerangkan, “Refleksi permainan finding treasure adalah ketika kita mau mewujudkan mimpi atau mengejar cita cita biasanya ada gangguan. Entah dari teman, sahabat, atau diri sendiri.”
Maka dari itu, lanjutnya, siswa harus bisa mengenali diri sendiri dengan mengenali ‘isyarat’ yang sudah disepakati sejak awal. “Isyaratnya pasti berbeda dari gangguan kakak-kakak IPM! Selalu ingat isyarat awalnya selama perjalanan,” imbuhnya.
Baca sambungan di halaman 3: Telur Langka