PWMU.CO– Duta Kesehatan Remaja terpilih Fridiana Yasmine Noor, siswa SMA Muhammadiyah 1 Kapasan Surabaya. Dia menjadi juara 1 di ajang Duta Kesehatan Remaja Putri Kota Surabaya Tahun 2022, Rabu (27/7/2022).
Lomba itu untuk merayakan Hari Anak Nasional di Kota Surabaya. Tahap penyisihan berlangsung Puskesmas Tambak Rejo. Tahap final berlangsung di Gedung Siola.
Fridiana Yasmine Noor siswa kelas XII IPA Smamsa mampu menjelaskan dengan baik di depan juri dan peserta tentang kesehatan reproduksi, HIV AIDS, pergaulan bebas remaja, dan bullying.
Diana, sapaan Fridiana, menjelaskan, pendaftaran peserta lomba dibagi menjadi beberapa sesi. “Sesi awal pendaftar harus melengkapi persyaratan. Sesi pertama, seleksi ujian tulis mengisi form ujian Google. Kedua, seleksi Focus Grup Discussion (FGD) yang dibagi menjadi empat kelompok.Tiap kelompoknya 10 peserta dan tiap kelompok satu tutor yang membahas tema hari itu.
Diana menjadi peserta yang masuk finalis terpilih menjadi 12 besar dan yang terakhir mengikuti sesi wawancara yang menjelaskan di atas mimbar di depan peserta dan juri.
”Ada 126 peserta. Setelah seleksi dinyatakan lolos 40 peserta. Seleksi lagi menjadi 20 peserta. Lalu 12 besar. Pada tahap ini seleksi lagi untuk penentuan juara I, II, dan III,” tutur gadis yang tampil selalu ceria ini.
Pembalut Wanita
Tema kesehatan reproduksi, dia harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan mengenai kesehatan reproduksi di sekolah.
”Bagi saya simpel saja. Banyak siswa yang lalai mengganti pembalut karena pembalut ketika datang bulan ada batas waktunya yang harus di ganti,” ujarnya.
Fokusnya, sambung dia, biasanya cewek yang menstruasi sering merasa malas. Saking malasnya karena menstruasi mengganti pembalutpun juga tidak teratur.
”Kebiasaan yang baik mengganti pembalut itu harus 2 sampai 4 jam. Lebih dari itu tidak baik untuk kesehatan dan tidak boleh. Saya sosialisasikan itu ke teman-teman saya,” katanya.
Tentang HIV AIDS, tambah dia, tidak semua remaja paham. Ketika kita kontak fisik dengan penderita itu tidak menular. Tetapi menularnya melalui seks bebas dan jarum suntik.
“Di sekolah, saya mengumpulkan siswa yang berhalangan shalat Duhur untuk sosialisasi kesehatan reproduksi,” ujarnya.
“Tentang pergaulan bebas, saya menyampaikanremaja harus pandai mencari teman dan tidak bermain sampai larut malam,” katanya.
Tema bullying, dia menjelaskan, banyak faktornya. Pembuli itu pasti orang bermasalah. Mengatasinya butuh pendampingan.
Penulis Nashiiruddin Editor Sugeng Purwanto