Tak Menyangkut Ibadah
Adapun peringatan hari besar Islam termasuk 1 Muharram adalah tidak menyangkut ibadah dan juga akidah.
Oleh karena itu perlu diperhatikan dalam mengadakan peringatan tahun baru hijriah hendaknya umat Islam mencukupkan diri dengan mengadakan kegiatan yang positif sekaligus evaluatif seperti pengajian, diskusi, seminar keagamaan, muhasabah atau evaluasi—baik itu evaluasi terhadap umat, bangsa, maupun personal.
Dalam memperingati peristiwa hijrah—yang sekaligus sebagai momen pergantian Tahun Baru Hijriyah—hendaknya Umat Islam mengingat firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (al-Hasyr: 18)
Jika demikian, maka memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW adalah sejalan dengan spirit di dalam al-Qur’an. (*)
Wallahu a’lam bish shawab.
Ustadzah Ain Nurwindasari SThI, MIRKH adalah anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Asiyiyah (PDA) Gresik; alumnus Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PP Muhammadiyah dan International Islamic University of Malaysia (IIUM); guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.
Editor Mohammad Nurfatoni