PWMU.CO – Perkembangan dunia digital yang dahsyat membawa berbagai dampak dan konsekuensi. Salah satu dampak yang menghiasi ruang publik adalah lahirnya profesi tuyul sosial media (sosmed) atau buzzer politik. Satuan pasukan yang sengaja dipersiapkan untuk menghancurkan pihak lain, terutama dalam hajatan politik.
“Ruang publik kita, terutama media sosial, belakangan ini dicemari oleh keberadaan buzzer. Mereka dengan sangat lihai mengelola fitnah dan kebohongan sebagai isu publik. Terlebih dalam momentum politik seperti pilkada serentak 2017 ini,” jelas Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Abrar Aziz, (20/2).
Dalam rilis yang diterima PWMU.CO, Abrar Aziz menyatakan bahwa keberadaan para tuyul modern ini sungguh merisaukan. “Para tuyul modern ini sangat bersemangat mengotori ruang publik dengan fitnah dan pembodohan.”
(Baca juga: Jadi Mubalighat Tamu, Anggota Dewan Ini Bahas Dampak Medsos pada Keluarga Indonesia)
“Mereka adalah sekelompok orang yang dibayar untuk kepentingan politik tertentu dengan tugas membuat dan menyebar fitnah untuk menjatuhkan lawan politik,” lanjut Abrar Aziz.
Dalam pandangan Pemuda Muhammadiyah, menurut Abrar Aziz , perbuatan semacam ini adalah sesuatu yang tidak elok. “Dalam perspektif Islam, mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjingkannya adalah perbuatan keji yang diumpakan dengan memakan bangai saudara sendiri,” tegas Abrar Aziz sambil merujuk QS. Al Hujurat ayat 12. “Bahkan perilaku fitnah disebut lebih keji dari pembunuhan,” lanjutnya.
“Sayangnya, perilaku menyebar fitnah dan pembodohan ini justru dijadikan profesi untuk mencari nafkah oleh sebagian orang,” tambah Abrar Aziz. “Harta yang didapat dari perbuatan terlarang (menebar fitnah) jelas keharamannya,” tegasnya.
(Baca juga: Etika Ber-Medsos Umat Islam Masih Mengkhawatirkan)
Lebih lanjut, kata Abrar Aziz, Alquran secara tegas melarang untuk memproduksi dan menyebar fitnah. “Bahkan jika fitnah tersebut sudah sangat merugikan kepentingan umat, kita diperintahkan memeranginya,” jelasnya sambil merujuk QS. Al Baqarah : 193 yang artunya “Dan perangilah mereka itu sehingga tidak ada fitnah lagi dan ketaatan itu semata-mata kepada Allah”.
Semoga ruang publik, terutama media sosial, segera bersih dari pencemaran yang dilakukan secara massif oleh para tuyul modern ini. (paradis)