PWMU.CO – Sebagai juru dakwah, mubaligh dan mubalighah diharapkan tidak pasif menunggu panggilan berdakwah. Tapi harus punya inisiatif, inovasi, dan perencanaan. “Para juru dakwah harus proaktif mengedukasi masyarakat, mengajak berbuat kebaikan.”
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik Taufiqullah A. Ahmadi menyatakan hal itu saat menjadi pembicara dalam “Pelatihan Retorika Dakwah Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah Gresik”, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Raya Permata No 07 Griya Bunder Asri, Kebomas, Gresik, Ahad (19/2).
(Baca: Pesan Kyai Muhammadiyah: Mengalah Bukan Berarti Kalah dan Salah)
Menyampaikan tema ‘Manajenen Tabligh dan Dakwah di Muhammadiyah’, Taufiq–panggilan akrabnya–juga mengajak mubalighah Aisyiyah memahami Alquran secara baik dan benar. “Baik dalam cara membaca, menyampaikan, dan menyerukan isinya,” kata Taufiq.
Guru Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan di SMAM 1 Gresik itu juga mengajak peserta untuk mengukur aspek perubahan dan sekaligus keberhasilan dakwah. Misalnya, tutur dia, dari sisi aqidah ada perubahan dari syirik menuju tauhid.
“Dari sisi ibadah terukur perubahnnya dari maksiat menuju taat. Demikian juga dalam akhlak: dari madzumah (tercela) menjadi mahmudah (mulia) dan dalam sisi muamalah: dari lemah menuju sejahtera,” jelas Taufiq.
Sebelumnya, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik Uswatun Hasanah menyampaikan materi ‘Tantangan dakwah di era globalisasi’. Dia mengingatkan agar para Mubalighah Aisyiyah memiliki komitmen dalam berorganisasi. “Mubalighah juga harus banyak membaca, untuk menambah wawasan agar bisa menjawab tantangan zaman.”
(Baca juga: Jika Ingin Mengubah Dunia, Kuasailah Retorika)
Pelatihan semakin menarik ketika sampai pada materi ‘Retorika dan Komunikasi” yang disampaikan Aisyah Candra Dewi, dari RRI Surabaya. Sebab selain teori, dia juga mempraktikkan beberapa trik berkomunikasi pada audiens.
Aisyah menyampaikan bahwa kekuatan retorika bisa mengguncang dunia. Karena itu kemahiran dalam mengolah kata adalah modal utama. “Memahami ilmu agama adalah wajib sedang mengetahui teknik penyampaian kepada masyarakat adalah mutlak dikuasai para juru dakwah.
Mengenai startegi berbicara di depan umum, Aisyah menyampaikan bebera hal penting. Pertama, harus menggunakan pilihan kata yg baik. Kedua, pemilihan materi dan penggunaan bahasa disesuaikan dengan kondisi masyarakat. ”Karena itu kita harus bisa menganalisis audiens,” katanya.
Ketiga, tutur dia, para dai tidak boleh melibatkan emosi (pribadi). “Strategi lainnya, pilihlah materi singkat tapi padat dan sampaikan dengan suara jelas dengan penuh kelembutan,” ungkapnya.
(Baca juga: Tanamkan Nilai Dakwah Pencerah pada Mubaligh Muda)
Ketua Majelis Tabligh PDA Gresik Muyasaroh menjelaskan, pelatihan bertema ‘Mubalighah Aisyiyah yang Berkualitas Siap Mencerahkan Gresik Berkemajuan’ ini bertujuan untuk menambah wawasan dalam berdakwah dan menciptakan mubalighah yang piawai dalam berdakwah sesuai dengan tuntutan zaman di era globalisasi.
Pelatihan yang berlangsung pukul 08.00-16.30 itu diikuti oleh 80 dai perempuan (mubalhigah) Aisyiyah utusan 17 Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se-Kabupaten Gresik. “PCA Sangkapura Bawean berhalangan hadir, karena ombaknya tinggi,” kata Musyasaroh. (Agustine Nurhayati)