Cara Al Mizan Menyambut Ratusan Santri Baru. Liputan Mustain Masdar, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Rabu, 13 Juli 2022 adalah hari pertama santri Panti Asuhan dan Pondok Pesantren (PA dan PP) Al Mizan Muhammadiyah memulai aktivitas belajar di tahun ajaran 2022/2023.
Pagi itu, ratusan orang tua datang mengantarkan anak-anaknya. Mobil dan motor pun terus berdatangan memasuki kompleks pesantren yang berlokasi di Jalan raya jalur utama Lamongan-Surabaya tersebut.
Halaman pesantren putra maupun putri menjadi sangat ramai oleh orang tua santri dan keluarganya. Tak jarang, satu santri yang masuk pesantren, namun yang ikut mengantar empat sampai tujuh orang.
Contohnya saja, Ahmad Falihul Isbahy. Santri yang berasal dari Sekaran, Lamongan ini diantar kedua orang tuanya, tiga kakak, dan dua keponakannya.
Santri di PA dan PP Al Mizan rupanya tidak saja hanya dari Lamongan. Namun banyak juga santri dari Bojonegoro, Gresik, Tuban juga Sidoarjo.
Kepada PWMU.CO, Zukhal Abdurokhim mengatakan, ada juga santri dari luar Jawa. Pada tahun ini ada santri dari Lampung dan Papua.
“Memang yang dari Papua itu, kedua orang tuanya berasal dari Lamongan, tetapi anaknya lahir di sana,” kata Utadz Kholis Fadli menimpali.
Cara Al Mizan Sambut Santri
Hari itu, panitia penerimaan santri baru menjadi super sibuk. Loket-loket disediakan untuk mempermudah para santri dan orang tua melaporkan kedatangannya. Termasuk ada loket untuk pembayaran uang seragam, maupun kebutuhan santri seperti kasur, bantal, guling, dan lain-lain.
Sementara bagi santri yang belum mendapatkan seragam lengkap, atau mau menukarkan karena tidak sesuai ukuran, mereka dilayani di Mizan Mart. Tersedia juga loket penitipan uang jajan santri. Hal ini sudah menjadi peraturan pesantren, bahwa santri tidak boleh membawa atau menyimpan uang dalam jumlah relatif banyak.
“Hari itu, sebanyak 284 santri baru telah resmi menjadi penghuni pesantren, baik yang melalui jalur panti, regular, maupun program tahfidz,” demikian Ustad Abdul Kholis Fadli menyampaikan di mimbar pasca sholat dhuhur berjamaah.
Ustad kholis juga menjelaskan tata tertib dan peraturan kesantrian, termasuk barang-barang yang boleh dibawa dan yang tidak boleh dibawa.
Lebih lanjut, ustad Kholis mengatakan, 284 santri itu meliputi santri tingkat MTs putra berjumlah 70, sementara santri MTs putri 92. Sedangkan santri MA putra sebanyak 49 dan yang putri 73.
“Dari jumlah tersebut 31 santri tingkat MA dan 35 santri tingkat MTs mengambil program tahfidz,” imbuhnya.
Sejarah Singkat PA dan PP Al Mizan
PA dan PP Al Mizan Muhammadiyah Lamongan adalah lembaga pendidikan yang berdiri sejak Tahun 1985 dengan nama PAYM (Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah). Lembaga ini dikelola oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lamongan.
Nama PAYM itu kemudian berubah menjadi PA dan PP Al Mizan Muhammadiyah Lamongan. Hingga hari ini mempunyai 750 lebih santri dengan 100 asatidz dan ustaadzaat pengajar, pembina dan pembimbing.
Pesantren ini mempunyai program utama, yakni : Pengentasan, Kaderisasi dan Dakwah. Bahwa, semua anak harus bisa mengakses pendidikan, tak pandang latar belakang ekonomi.
Oleh sebab itu lah pesantren ini mewujudkannya dalam bentuk panti. Jalur panti dikhususkan untuk santri dari kelompok dhuafa dan yatim piatu.
Program Utama Pesantren
Santri yang sudah dinyatakan diterima tidak dikenai biaya apapun, inilah bentuk pengentasan dari Pondok, meskipun masih terbatas daya tampungnya.
Kemudian, para santri dalam menimba ilmu, dibekali pula manajemen dan cara mengelola organisasi. Selain itu juga dilatih kepemimpinan, kemampuan bertabligh dan berdakwah.
Hal ini merupakan upaya, agar kelak, lulusan Al Mizan siap menjadi generasi yang bisa berperan di tengah masyarakat dan mengambil alih kepemimpinan.
Menjadi kader-kader dakwah di mana pun berada. Demikian yang sering disampaikan oleh Ustadz Mujianto MPdI sebagai direktur Ponpes Al Mizan.
Selamat Ponpes Al Mizan, semoga tambah bermanfaat. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni