Wujud Multidimensi
Pengunjung pun dibuat takjub dengan data yang ada di museum ini. Mereka bisa melihat ‘kehidupan Nabi’ dekat. “Data yang ada di museum ini dihimpun selama 17 tahun,” ujar Sidqi.
Pada ruang berikutnya, pengunjung disajikan artefak peninggal Nabi SAW dalam wujud multidimensi yang tampak seperti nyata. Dengan teknologi 3D berupa virtual reality yang merekontrusi harta benda milik Nabi yang meliputi furnitur, pakaian, alas kaki, tongkat yang ujungnya lancip, alas kaki, hingga sisir rambut.
Museum ini juga menyediakan tujuh bahasa untuk memberikan pelayanan pada pengunjung. Mulai dari bahasa Arab, Inggris, Spanyol, Urdu, Prancis, Turki, dan Indonesia.
Pada ruang terakhir, bagi pengunjung yang sudah membeli tiket terusan, mereka bisa menyaksikan pemutaran film tentang kehidupan Nabi Muhammad dan penyebaran agama Islam.
Karena kami tidak membeli tiket terusan, maka kami pun ke loket kembali untuk membeli. Harga tiket nonton film sebesar 10 RAS. Setelah tiket sudah di tangan, kami pun di ruangan serba gelap.
Ada sekitar 20 kursi yang tersedian. Memang ruang teater ini tidak terlalu besar. Di depan kursi hitam yang kami duduki, ada layar putih yang besar, sekitar 5 meter.
Atas instruksi pemandu, kami pun mengenakan kaca mata 3D untuk menyaksikan tayangan film. Dalam film yang berdurasi 5 menit ini, kami disuguhkan kota Makkah, kisah Nabi SAW mulai dari lahir, masa kecil, remaja, menikah, mendapat wahyu, perjalanan Isra Mikraj, sampai dengn perjalanan hijrah ke Madinah.
Pemutaran pertama, kami disuguhkan full dengan bahasa Arab. Ketika film usai, pemandu pun memberikan info supaya kita tidak beranjak dari tempat duduk karena film akan diputar kembali dengan menggunakan bahasa Indonesia.
“Lega rasanya, bisa menyaksikan informasi dan film tentang Nabi Muhammad,” kata sapa pada Kemas Saiful Rizal.
Sebelum keluar dari museum, pengunjung pun masih dimanjakan dengan stand buku yang berisi tentang Nabi SAW. Pengunjung pun bisa memilih versi bahasa yang dimengerti. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni