Filosofi Batik
Abidin Roiyyani menjelaskan, Batik Khas NA Gresik ini terinspirasi dari batik kawung. Dia lalu menjelaskan filosofi desain batik itu.
Pertama, background hamparan padi yang berwarna kuning transparan, memiliki makna bahwa Nasyiah Gresik merupakan generasi muda yang memiliki sifat seperti padi.
“Sesuai dengan makna padi pada logo Nasyiatul Aisyiah, semakin berisi semakin merunduk,” ujarnya.
Kedua, gambar damar kurung dengan tulisan Nasyiah Gresik berwarna kuning, berharap Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Gresik bisa seperti makna filosofi damar kurung. Yakni menjadi penerang dan pencerah bagi semua wanita khususnya dan masyarakat pada umumnya, menuju era keemasan yang gemilang.
Ketiga, gambar pudak sebanyak tiga, dengan warna yang diambil dari warna identitas Nasyiah. Pudak merupakan makanan khas Gresik yang konon merupakan akronim dari pusat dakwah. Filosofinya: Nasyiah bisa melakukan dakwah ke tiga generasi, yakni untuk generasi yang berusia di bawahnya, generasi yang sebaya, dan generasi yang berusia di atasnya.
Keempat, motif sulur bunga berwarna putih melambangkan kehidupan yang bertumbuh, lambang kesuburan, dan kemakmuran dengan berlandaskan kesucian.
Motif padi berwarna kuning diambil dari makna padi yang ada di logo Nasyiah, dibuat lebih besar dan menonjol, bertujuan agar kita selalu ingat akan filosofi padi yang ada di logo Nasyiatul Aisyiyah. Sedangkan warna dasar hijau pekat pada menggambarkan aura tegas yang dimiliki kader Nasyiah yang merepresentasikan kepemimpinan dan ketertiban dalam berorganisasi.
Lambang Kehidupan dan Keadilan
Ornamen di bawahnya terinspirasi dengan motif batik kawung yang disusun secara geometris ini diartikan sebagai lambang terjadinya kehidupan dan keadilan. Dengan logo NA di tengahnya, memiliki harapan, agar kita tidak pernah melupakan ideologi Nasyiah dalam kehidupan kita.
Ian Ianah menambahkan, keempat unsur desain ini digabung dan dijadikan satu sedemikian rupa, sehingga menjadi batik NA khas Gresik yang memiliki makna filosofi yang tinggi.
“Maka ketika kita memakainya, tidak hanya kita terlihat semakin anggun dan mewah, tapi kita ingat akan filosofi dalam Batik NA Khas Gresik, yang pada akhirnya menambah semangat kita dalam ber-Nasyiah,” terangnya.
Sebagai ikhtiar penguatan semangat bersama, Ifa Faridah juga mengungkapkan tentang nilai-nilai yang harus terus ditumbuhkembangkan dalam bernasyiah khususnya setelah hadirnya Batik Khas NA Gresik.
“Kader Nasyiah se-Kabupaten Gresik harus bangga menjadi warga Gresik dan khususnya menjadi kader Nasyiah. Karena penting sekali di manapun kita tinggal, sikap patriotisme harus ditanamkan pada jiwa kita,” ungkapnya.
“Dan tentunya setiap kali kita melihat maupun memakai batik khas NA Gresik ini, kita sadar akan tanggungjawab sebagai kader Nasyiah Kabupaten Gresik. Ke depan semoga batik ini menjadi ikon Nasyiah Gresik,” tambah Ifa Faridah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni