Merinding dan Menangis
Muhammad Alwi (43) yang sudah dua kali berkesempatan masuk ke Raudhah pun tidak dapat menahan tangisnya ketika selesai shalat sunnah.
“Merinding ketika sudah berada di dalam Raudhah,” ujarnya kepada PWMU.CO, Rabu (3/8/22).
Dia mengaku ketika tangan tengadah dan mau memulai untuk berdoa saja, air mata sudah menetes. Dia sangat bersyukur bisa berdoa di salah satu taman surga seperti yang disampaikan Rasulullah.
Selama ini, lanjutnya, Raudhah hanya bisa dilihat di internet, sekarang sudah ada di dalamnya. “Ini yang menyebabkan air mata sulit ditahan. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa dipanggil Allah ke Tanah Suci dan berkesempatan berdoa di tempat yang mustajabah di Raudhah ini. Semoga Allah mengabulkan doa saya,” katanya, terharu.
Dia, sambungnya, ingin sekali berlama-lama di Raudhah, tetapi karena ada aturan waktu, jadi mengikuti sesuai dengan jadwal saja.
“Saya berdoa di Raudhah supaya dipanggil lagi oleh Allah ke Tanah Suci lagi,” harapnya.
Hal serupa juga disampaikan Hartono (45). Jamaah haji dari kloter 31 Bondowoso yang sudah berkesempatan masuk ke Raudhah tiga kali ini pun tidak kuasa menahan tangis.
“Ketika berdoa, mata memerah dan air mata langsung meleleh membasai pipi. Keluar secara otomatis dari hati yang paling dalam,” ujarnya.
Taman Surga
Raudhah, Rasulullah menyebutkan sebagai taman surga. Tempat ini sangat mulia dan istimewa. Di tempat ini, 1400 tahun yang lalu, Rasulullah melakukan shalat, menerima wahyu, berdakwah, dan sebagai tempat shalat para sahabat.
Berada di dalam Masjid Nabawi Madinah, tepatnya di antara rumah yang sekarang menjadi makam Rasulullah dengan mimbar yang beliau gunakan untuk berdakwah
Luasnya kurang lebih 330 meter persegi.Arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan arah utara selatan sepanjang 15 meter.
Banyak jamaah haji atau umrah yang harus antre untuk masuk ke tempat ini untuk shalat dan berdoa. Mereka harus antre sesuai dengan jadwal tasrih yng diberikan panitia. Untuk jamaah putri, disediakan waktu setelah shalat isya dan subuh, sedangkan selebihnya untuk jamaah laki-laki. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni