Menghadapi Pemilu 2024
Menghadapi Pemilu 2024, Anggota Komisi X DPR RI itu mengajak Aisiyah sebagai organisasi modern mengambil peran di garda depan dalam meningkatkan literasi politik masyarakat. Salah satu upayanya adalah mengajak untuk menjadikan Pemilu 2024 menjadi pemilu yang berkualitas.
Pemilu dikatakan berkualitas jika yang terpilih adalah elite yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, pemimpin-pemimpin yang waras. Pemimpin waras dimulai dari pemilih yang waras.
“Sayanganya masih banyak yang ‘tidak waras’, dalam tanda kutip, karena ketika memilih di TPS, semboyannya maju tak gentar nyoblos yang bayar. Bukan maju tak gentar nyoblos yang benar,” ungkap legislator PAN dari Dapil Jatim X Gresik-Lamongan itu.
Melihat masih begitu banyak potensi konflik di tengah masyarakat, terutama akibat kesenjangan ekonomi yang masih cukup tajam, diperlukan kepemimpinan yang canggih. Pemimpin yang memiliki kemampuan mengendalikan manajemen kebangsaan dengan baik.
“Jika kita bisa mengakhiri praktik jor-joran politik uang dalam pemilu, kita yakin akan mendapat pemimpin-pemimpin yang waras yang kita impikan itu.”
Prof Zainuddin Maliki
Oleh karena itu, dalam acara yang dihadiri Ketua PDA Gresik Idha Rahayuningsih SPsi MPsi dan seluruh jajaran pimpinan Aisiyah se Kabupaten Gresik, Zainuddin Maliki mengajak masyarakat menjadikan Pemilu 2024 nanti sebagai pemilu yang berkualitas ditandai dengan terpilihnya pemimpin, baik yang di legislatif maupun eksekutif, pemimpin-pemimpin waras.
Mimpi untuk mendapatkan pemimpin yang tidak nativistik—yang tidak hanya memikirkan kelompok dan golongannya sendiri—-melainkan pemimpin waras yang bisa merangkul seluruh elemen bangsa sehingga menjadikan Indonesia bersatu, berdaulat adil dan makmur harus dimulai dengan cara menekan praktik pragmatisme dan politik transaksional dalam pemilu.
“Jika kita bisa mengakhiri praktik jor-joran politik uang dalam pemilu, kita yakin akan mendapat pemimpin-pemimpin yang waras yang kita impikan itu,” ujar Ketua Dewan Pendidikan Provins. Jawa Timur 2008-2011 dan 2011-2014 itu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni