PWMU.CO – Anda kader Muhammadiyah yang masih jomblo, atau belum menikah? Tips dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, ini bisa dijadikan sebagai isyarat penting. Meski sebelumnya sudah banyak yang menyuarakan hal serupa, tapi penegasan Dahnil ini bisa dijadikan penguat.
“Saya sarankan Pemuda Muhammadiyah menikahi anak Nasyiatul Aisyiyah saja. Jangan cari yang lain,” begitu saran Dahnil menyederhanakan pentingnya kader Muhammadiyah menikahi kader Muhammadiyah. Demikian disampaikan Dahnil dalam bincang-bincang santai dengan PWMU.CO beberapa waktu silam di Universitas Muhammadiyah Malang, (8/2)
(Baca juga: 4 Pesan Pak AR untuk Calon Pengantin dan Jika Terpaksa, Islam Bolehkan Nikah tanpa Restu Orangtua)
Bagi Dahnil, model pernikahan ini sesungguhnya juga punya efek lanjutan yang urgen dalam meningkatkan peran perempuan. Maklum, sama-sama aktivis yang sevisi, juga sama-sama kenyang dalam dunia pergerakan.
“Hal ini juga mendorong gerakan perempuan muda Muhammadiyah bisa lebih kuat,” jelasnya. Model pernikahan ini akan membuat isu-isu keperempuanan bisa menjadi leading di depan, dan kapasitas perempuan benar-benar bisa ditingkatkan dengan lebih mudah.
Jika sudah menikah pun, apalagi sudah punya anak, tambah Dahnil, tugas penting seorang ayah pun tidak sekedar di luar rumah. “Sekarang ini di PP Pemuda Muhammadiyah sudah mulai digerakkan “Gerakan Ayah Hebat”. Gerakan untuk membangun kesadaran bahwa tugas-tugas domestik dalam rumah tangga bukan hanya tugas perempuan.”
(Baca juga: Pesan Pak AR: Cara Menasehati Istri dan Anak dan 5 Pesan Pak AR untuk Suami-Istri agar Rumah Tangga Bahagia)
“Tapi juga tugas seorang ayah. Sehingga anak-anak kalau ditanya, tidak lagi menjawab bahwa ayah cuma ngasih duit, dan selesai,” jelasnya tentang pentingnya seorang ayah juga berkecimpung dalam tugas-tugas rumah tangga.
“Gerakan Ayah Hebat” digelorakan karena Pemuda Muhammadiyah menilai banyak anak yang tidak punya ayah, meski secara hakikat biologis punya ayah. “Padahal anak itu butuh mengadu, berdialog, dan butuh keberanian. Dan, itu yang bisa mengajar itu kebanyakan adalah seorang ayah,” jelas Dahnil.
Persoalan anak saat ini yang tidak bisa mengatakan tidak pada hal-hal buruk di sekitarnya, tambah Dahnil, salah satunya karena “tidak punya” ayah yang membimbingnya.
(Baca juga: 7 Resep Murah Meriah Membangun Keluarga Sakinah dan Cara Nyai Ahmad Dahlan Mendidik Anak)
“Anak bisa berani mengatakan tidak pada sesuatu yang buruk itu salah satu faktor terbesarnya adalah ayah,” jelas Dahnil sembari menyatakan sudah menjadi sunnatullah jika sifat maskulinitas itu kebayakan diwariskan dari ayah, sementara feminimitas itu dari seorang ibu.
Silahkan mencoba tips ini! (uzlifah)