Efektivitas Paxlovid
Dilansir pada laman New England Journal of Medicine pada bulan Februari 2022 yang lalu, berdasarkan uji klinis acak tersamar ganda dan terkontrol dilaporkan bahwa dari 2.246 pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dengan gejala Covid-19 yang belum divaksin berusia 60 tahun atau lebih memiliki setidaknya satu kondisi medis kronis yang berisiko tinggi terkena Covid-19 yang parah, menunjukkan bahwa efektifitas Paxlovid adalah sekitar 89 persen dalam mencegah risiko rawat inap dan kematian.
Dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan plasebo, pasien yang diberikan Paxlovid selama 5 hari setelah munculnya gejala Covid-19 hanya 0.8 persen yang dirawat di rumah sakit atau meningggal, dibandingkan dengan 6.3 persen pasien yang diberikan plasebo, atau mencegah risiko dirawat di rumah sakit atau kematian akibat Covid-19sekitar 87,8 persen. Sedangkan pasien yang menerima Paxlovid dalam waktu tiga hari setelah gejala Covid-19 muncul, memiliki risiko 88,9 persen lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit atau kematian. Studi ini juga menemukan bahwa pasien yang diobati dengan Paxlovid memiliki viral load sekitar 10 kali lebih rendah daripada mereka yang menerima placebo. Hal ini membuktikan bahwa Paxlovid mampu mencegah replikasi SARS CoV-2 pada manusia.
Keamanan Paxlovid
Berdasarkan data hasil uji klinis, Paxlovid dinyatakan aman. Dalam uji klinik terhadap pasien Covid-19 yang berisiko tinggi di mana pasien menggunakan obat selama lima hari, tidak menimbulkan masaah yang serius. Beberapa efek samping yang terpantau adalah adanya perubahan indera perasa sementara, diare dan muntah, nyeri otot dan peningkatan tekanan.
Paxlovid, harus digunakan dengan kehati-hatian pada orang yang mengidap penyakit hati dan ginjal. Paxlovid juga dapat berinteraksi dengan sejumlah besar obat, antara lain termasuk obat penurun kolesterol, obat aritmia jantung, antikoagulan, atau pengencer darah.
Hal ini disebabkan oleh senyawa ritonavir pada Paxlovid, yang bekerja untuk menghambat enzim sitokrom guna mempertahankan kadar nirmatrelvir dalam tubuh. Karena enzim sitokrom dalam hati ini juga dibutuhkan untuk memetabolisme beberapa jenis obat, maka akan dapat menyebabkan adanya interaksi obat pada pasien yang menggunakan obat lainnya.
Karena Paxlovid ini dielimunasi melalui ginjal, maka bagi pasien yang memiliki gangguan ginjal sedang, harus diberikan dosis Paxlovid yang lebih rendah, sedangkan mereka yang memiliki gangguan ringan dapat diberikan dosis normal, dan mereka yang memiliki gangguan ginjal berat tidak boleh diberikan Paxlovid sama sekali.
Apakah Paxlovid Berfungsi sebagai Pencegahan
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Pfizer pada akhir April 2022 yang lalu disebutkan bahwa Paxlovid tidak dapat mencegah infeksi. Dalam studi yang melibatkan hampir 3.000 peserta yang secara acak diberikan Paxlovid dan plasebo selama 5 atau 10 hari dalam waktu 96 jam setelah terpapar atau kontak erat dengan anggota keluarga yang baru saja terinfeksi, hasilnya adalah masing-masing 32 Persen dan 37 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi dibandingkan dengan plasebo. Tetapi hasil ini dinyatakan tidak signifikan secara statistik. Sehingga disimpulkan bahwa Paxlovid tidak dianjurkkan untuk pencegahan Covid-19.
Baca sambungan di halaman 3: Efek Paxlovid