Kesempatan Langka Mengunjungi Universitas Islam Madinah; Liputan Kemas Saiful Rizal, kontributor PWMU.CO dari Tanah Suci.
PWMU.CO – Sehari menjelang kepulangan dari Madinah ke Tanah Air, Jumat (5/8/2022) saya bersama enam jamaah haji lainnya dari KBIH Baitul Atiq Gresik berkesempatan mengunjungi sebuah kampus yang cukup disegani, yaitu Universitas Islam Madinah.
Di Arab Saudi, universitas ini dikenal dengan sebutan Al Jami’ah Al Islamiyah bil Madinah Al Munawwarah. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut sebagai Islamic University of Madinah, disingkat IU. Adapun dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Universitas Islam Madinah atau disingkat UIM.
Bisa mengunjungi UIM, merupakan kesempatan langka bagi kami. Mungkin sudah menjadi kehendak Allah, Anas Thohir, Ketua Rombongan KBIH Baitul Atiq punya teman yang keponakannya sedang kuliah di UIM. Alhamdulillah saat di Madinah bisa dikontak dan berjumpa dengannya.
Namanya adalah Muhammad Hamam (23) asal Gresik Jawa Timur. Pendidikan dasar dan menengahnya diselesaikan di Pesantren Imam Bukhari Surakarta Jawa Tengah. Saat ini dia kuliah di Fakultas Ushuluddin UIM.
Sebelumnya, sejak Senin-Selasa (1-2/8/2022) setiap selesai shalat Ashar hingga menjelang Maghrib, Hamam, panggilan akrabnya, selalu datang ke Hotel Taj Ward untuk menemani Ustadz Anas dan kawan-kawan berjalan-jalan di Kota Madinah sekalian menuntaskan beberapa barang belanjaan yang ingin dibeli buat oleh-oleh di Tanah Air.
Senin dan Selasa itu sesungguhnya sudah direncanakan untuk mengunjungi UIM, namun waktunya selalu mepet dengan waktu shalat Maghrib. Oleh karena itu, saya minta kepada Mas Hamam agar diagendakan secara khusus kunjungan ke UIM. Akhirnya di sepakati waktunya hari Jum’at kemarin.
Selesai shalat Ashar, kami bertujuh (Ustadz Anas dan Istri, saya dan Istri, Bu Fiaduz Zaqiyah, Pak Chairul Musabihin, dan Pak Imam Basori) sudah siap di lobi Hotel Taj Ward. Mendekati pukul 17.00 WAS, Hamam sudah tiba di depan hotel dengan mobil mini bus, merek KIA kapasitas 8 penumpang. Mobil itu pula lah yang selama 3 hari ini dipakai untuk menemani Ustadz Anas dan kawan-kawan jalan-jalan di Kota Madinah.
Sebelum menuju ke kampus UIM, saya minta untuk membeli kurma muda (ruthab), pesanan khusus ibunda saya di Pulau Bawean.
Hamam lalu segera mengantar kami ke Suuq Khudhor atau Pasar Induk Madinah yang banyak menjual produk tersebut. Hamam berpesan agar yang turun sebagian saja, biar cepat dan dapat harga yang bagus.
Benar saja, di sana banyak pedagang kurma—termasuk kurma muda yang masih melekat di tangkainya—membeber jualannya. Setelah melirik sana sini, mencari kurma muda yang paling segar, akhirnya kami mendapatkan kurma muda yang kami cari. Ustadz Anas dan Bu Fifi juga ikut membeli. Harganya relatif lebih murah dibanding membeli dari toko-toko di sekitar Masjid Nabawi.
Baca sambungan di halaman 2: Rumah Dinas Gubernur Madinah