Sita Kelebihan Barang Bawaan
Sebelum memasuki ruang bandara, petugas haji asal Indonesia memeriksa barang bawaan jamaah. Bagi jamaah yang kelihatan membawa barang over weight (terlalu banyak), oleh petugas diminta untuk mengurangi barang bawaannya.
Sesuai informasi di WA group kloter, jamaah hanya diperbolehkan membawa koper tenteng ke kabin, itupun dibatasi beratnya hanya 7 kg. Sedangkan informasi dari jamaah yang sudah berangkat lebih dahulu ke Tanah Air, jamaah masih bisa membawa satu tentengan di luar tas koper. Asalkan berbentuk tentengan tas kresek.
Walaupun terasa berat, jamaah yang membawa tentengan lebih dari satu kresek, terpaksa harus mengurangi barang bawaannya, termasuk barang bawaan saya dan istri. Saya terpaksa mengeluarkan beberapa barang bawaan seperti buah delima, susu cair kotak, dan minuman buah kotak dan lain-lain.
Selanjutnya para jamaah harus melewati pemeriksaan paspor dan pemeriksaan x-ray. Berbeda dengan pemeriksaan paspor saat kedatangan yang memakan waktu 15-30 menit, pemeriksaan paspor saat kepulangan ini tidak lebih dari lima menit. Petugasnya perempuan Arab dan relatif mampu berbahasa Indonesia. Terbukti dia memberikan instruksi sesekali dengan bahasa Indonesia.
Saat pemeriksaan x-ray, banyak jamaah yang kelihatan resah, jangan-jangan barang bawaannya, terutama air Zamzam tidak bisa lolos. Nyatanya semua barang bawaan jamaah, termasuk air Zamzam, bisa lolos semuanya. Kecuali barang-barang yang memang dilarang dibawa seperti gunting, pisau, dan sejenisnya.
Ternyata yang dilarang itu membawa air Zamzam di koper besar yang masuk bagasi pesawat. Air zamzam di koper besar milik istri dan seorang teman tidak luput diambil petugas.
Setelah pemeriksaan paspor dan x-ray, barulah para jamaah merasa lega seutuhnya. Mereka meluapkan kegembiraan sesama teman sambil bercerita berbagai ketegangan yang baru saja dialami.
Baca sambungan di halaman 3: Dlosor di Lantai, Hujan di Bandara