Lalu Farah menanyakan lagi: “Berapa kali dalam sehari kita harus mencuci muka?
Santri laki-laki serentak menjawab lima kali. Ketika ditanya mengapa lima kali? Mereka menjawab: “Karena cuci muka termasuk rangkaian berwudhu dan wudhu dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari.” Sontak jawban mengundang tawa seluruh peserta.
Sementara itu, santri perempuan serentak menjawab dua kali, dengan alasan bahwa di lingkungan pondok sudah ditulis aturan cuci muka dilakukan dua kali dalam sehari. Mereka juga berdalih jika terlalu sering cuci muka itu tidak baik.
Hal ini dibetulkan oleh Farah. Jika terlalu sering cuci muka, maka minyak yang sejatinya diperlukan untuk perlindungan wajah akan hilang, sehingga kulit menjadi tidak sehat.
Konsultasi Kesehatan Kulit
Dalam acara ini, dibuka pula layanan konsultasi. Banyak sekali santri yang berpartisipasi mengisi kursi di ruang konsultasi ini. Mereka berkonsultasi tentang kesehatan kulit wajah, mulai dari bagaimana menentukan tipe kulit sampai pemilihan skin care yang tepat. Ada pula di antara mereka yang konsultasi tentang alergi yang dialami pada kulitnya.
Sejak awal mengikuti kegiatan ini, para santriwati tampak antusias. Para ustadzah sekaligus pengasuh menangkap aura belajar yang baik ini dengan senang.
“Kegiatan penyuluhan serta konsultasi mengenai kulit terutama kasus jerawat ini sangat bermanfaat sekali bagi santriwan dan santriwati di Al-Mizan,” ungkap Ustadzah Anita.
Karena, sambungnya, seringkali yang di keluhkan anak-anak adalah berbagai masalah di kulit wajah. “Dan anak-anak sangat antusias sekali dalam mengikuti acara sampai selesai dan ada timbal balik juga antara santri dan pemateri, penyampaian materi juga sangat baik dan jelas,” dia menambahkan.
Ustadzah Anita Rahayu memaparkan harapannya agar diadakan penyuluhan kesehatan serupa. “Ke depan semoga bisa diadakan penyuluhan lagi seputar masalah kesehatan di pesantren karena warga pesantren pun sangat membutuhkan penyuluhan-penyuluhan kesehatan lainnya,” harapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni