Makna di Balik Kisah
Sebelum mengapresiasi temanya, Saad kemudian mengungkap makna di balik kisahnya terkait tema ME Awards 2022 itu. “Karena temanya The Rise of Muhammadiyah Future Leaders, jadi Muhammadiyah berusaha melahirkan kepemimpinan-kepemimpinan masa depan,” ujarnya.
Maknanya ketika meneladani upaya Nabi SAW yang dia kisahkan sebelumnya, Nabi telah mempersiapkan Usamah menjadi pemimpin masa depan. “Bahkan di usia muda, kepemimpinannya itu menunjukkan ada kualitas. Yang senior-senior juga mengikuti garis komando yang dibuat anak muda,” ungkapnya.
Kalau pada masa Nabi, Usamah berhubungan langsung secara konfrontatif dengan superpower (kekuasaan). Namum dalam konteks sekarang, lanjutnya, itu juga harus menjadi perhatian.
“Mungkin bukan dalam konteks konfrontasi karena suasana sudah beda. Anak-anak kita harus kita berikan pandangan yang luas. Harus kita bangun mindset-nya bahwa mereka pemimpin-pemimpin masa depan yang dilahirkan oleh Muhammadiyah dan itu tidak sebatas konteks pemimpin di Muhammadiyah sendiri, bahkan tidak semata-mata terbatas dalam konteks keindonesiaan,” tuturnya.
“Kita telah menyumbangkan pemimpin untuk konteks Indonesia itu melalui Muhammadiyah,” imbuhnya.
Terkait tema, Saad menegaskan, “Kita berusaha membangun mindset anak-anak supaya berpikir global. Bahkan kemudian bisa melakukan konteks hijrah ke berbagai kawasan dunia ini!”
Sehingga, harapannya, pemimpin-pemimpin dunia itu nantinya berasal dari Muhammadiyah. “Tentu kita berharap berasal dari Jawa Timur yang sekarang ini mengikuti Muhammadiyah Education Awards,” tambahnya.
Dia berharap, kepemimpinan dalam aspek Islam itu nantinya melahirkan pemimpin yang memahami agama secara mendalam. Selain itu, juga berlandaskan pada ilmu pengetahuan.
“Lebih-lebih dalam konteks sekarang ini, pemimpin-pemimpin yang kita siapkan itu lebih banyak bergulat dengan dunia dakwah,” imbuhnya.
“Maka, anak-anak kita itu nanti kita jadikan anak panah yang kita tarik busurnya, lalu mereka bergerak. Dan suatu hari nanti kita bisa berharap, pemimpin dunia berasal dari Muhammadiyah, dari Islam,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni