PWMU.CO– Webinar Keperawatan Nasional digelar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember secara hybrid, Sabtu (13/8/2022).
Webinar Keperawatan di UM Jember mengupas tema Sinergisme Petugas Kesehatan dengan Elemen Masyarakat untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Ketua DPD PPNI (Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Kabupaten Jember, Ns Eko Mustakim SKep MMKes SpKep MB mengatakan, inilah saatnya bersinergi dengan pemerintah.
“Berusaha menjadi tenaga kesehatan yang membantu pemerintah untuk menekan angka kematian ibu dan bayi,” ungkapnya.
Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Jember menduduki urutan pertama di Jawa Timur dengan kasus tertinggi 44 kejadian selama satu tahun. Nomor dua Kabupaten Bojonegoro dengan 28 kasus per tahun.
Banyak faktor yang memengaruhi kesehatan ibu hamil. Di antaranya pengetahuan tentang kesehatan kehamilan dan faktor usia. Maka dari itu, lanjut Eko, di sinilah peran tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan lebih mendekatkan dengan masyarakat. “Wis wayahe Jember sehat, wis wayahe perawat dekat dengan masyarakat,” tandasnya.
Faktor Non Medis
Dekan Fikes Unmuh Jember, Ns Sasmiyanto Skep MKes menjelaskan AKI dan AKB berpengaruh pada kondisi generasi pada masa depan. Karena generasi penerus dibentuk dari ibu sejak anak dalam kandungan.
“Pemerintah Kabupaten Jember mengungkapkan ini merupakan hal serius sehingga harus ditangani dengan benar untuk menciptakan masyarakat sejahtera untuk menciptakan kesehatan yang optimal,” ujarnya.
Prof Dr drg Nyoman Anita MS menambahkan, dari segi medis Pendarahan Post Partum (PPH) dan Preeklamsia menjadi faktor tertinggi AKI. Faktor nonmedis ada sebagian masyarakat yang menolak pengobatan lebih lanjut sehingga ada keterlambatan penanganan.
“Faktor biaya di sini juga sangat berpengaruh terhadap AKI bagi masyarakat menengah bawah,” jelas Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tersebut.
Ditegaskan, tenaga kesehatan memberikan peran besar sebagai penolong dengan menjaga kualitas pelayanan untuk menjaga kuantitas.
Dia menerangkan, untuk meningkatkan pelayanan, langkah yang diambil yaitu dengan empat strategi intervensi di antaranya peningkatan akses pelayanan kesehatan semesta, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan tata kelola.
Arah kebijakan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2020-2024 yang paling utama ialah peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan kesehatan reproduksi.
”Kemudian disusul dengan percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pengendalian penyakit, penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), dan peningkatan pelayanan kesehatan dan pengawasan obat dan makanan,” tuturnya.
Kontributor Disa Yulistian Editor Sugeng Purwanto