PWMU.CO – Ada yang menarik pada hari kedua Workshop dan Kuliah Umum “Capacity Building Energi Baru Terbarukan (EBT)” yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah di UMM Inn Hotel, Rabu (22/02) pagi.
Salah seorang peserta dari Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat, Mulyadi Muhammad Yamin, meminta Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Djarot Sulistio Wisnubroto, agar segera merealisasikan pembangunan PLTN di wilayahnya. “Mengingat sampai saat ini Kalimantan Barat termasuk wilayah yang terkena kebijakan pemadaman bergilir,” kata Mulyadi.
(Baca: Ajakan Menteri ESDM Ignasius Jonan kepada Pemuda Muhammadiyah dan Begini Tanggapan Pemerintah Usai Didukung Pemuda Muhammadiyah dalam Melawan Arogansi PT Freeport)
Padahal, ujarnya, keberadaan uranium di Kalbar cukup banyak. Selain itu Kalbar termasuk kategori daerah yang layak untuk pembangunan PLTN karena potensi gempanya termasuk kecil.
Djarot menyambut usulan itu dengan senang. Menurutnya, di Kalbar memang terdapat potensi uranium sebanyak 70.000 ton. “Sayangnya ada kendala Undang-undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang menjadikan energi nuklir sebagai pilihan terakhir dari EBT. “Kendala lain adalah dibutuhkan investasi awal yang mahal secara finansial.”
Anggota Komisi VII DPR RI dari PAN, Totok Daryanto, menyampaikan bahwa saat ini sudah terbentuk kaukus di DPR RI yang salah satu tujuannya adalah merevisi undang-undang tersebut. “Energi nuklir diperlakukan, seperti Energi Baru Terbarukan yang lain. Jadi bukan sebagai pilihan terakhir,” tegasnya. (Nu’man)