Siswa SD Mugeb Belajar Bikin Tandu di Intrakurikuler HW; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Usai mengikuti ceremony pagi yang ditutup dengan membaca al-Kahfi bersama-sama di lapangan SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, khusus para siswa kelas V bergegas mengambil tongkat dan tali pandu HW di kelasnya, Kamis (11/8/22).
Mereka bersiap mengikuti mata pelajaran pengembangan diri yang kali ini terkait Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW). Temanya tali-temali membuat simpul dan tandu. Dalam hitungan menit, para siswa yang berseragam HW itu sudah duduk berbaris rapi lagi sesuai kelasnya masing-masing di lapangan.
Awalnya, Kaiisnawati SS menerangkan simpul. Yakni salah satu hasil bentukan dari dua tali atau lebih. Tali, lanjutnya sambil mengangkat tali nylon putih di tangannya, adalah benda yang biasa digunakan dalam membuat simpul maupun jerat.
“Berbeda dengan simpul, jerat merupakan ikatan antara satu tali dengan satu benda, misalnya ikatan antara tali dengan satu tongkat,” tambahnya.
Kemudian, dia menerangkan kelebihan tali berbahan dasar nylon yang biasa digunakan dalam kegiatan kepanduan. “Kelebihan dari tali berbahan nylon ini ringan, mudah diatur dan dibuat simpul, tingkat elastisitasnya tinggi, dan sedikit menyerap air,” terangnya.
Praktik Bikin Simpul
Kais—sapaannya—lantas memaparkan macam-macam simpul. Usai menunjukkan contoh gambar simpul di lembar kerja siswa, dia mengajak siswa mempraktikkannya secara langsung satu per satu.
Pertama, simpul hidup. Yakni simpul yang digunakan mengikat tiang atau benda. Simpul ini cukup mudah dilepas lagi. “Biasanya, dalam kehidupan sehari-hari, simpul hidup dipakai untuk mengikat hewan,” ujarnya.
Kedua, simpul mati untuk menyambung dua tali yang sama besar dan tidak Iicin (kering). “Simpul mati sulit dilepas lagi karena digunakan untuk mengakhiri simpul tali,” terang Kais.
Ketiga, simpul jangkar yang biasanya untuk mengikat jangkar darurat atau mengikat tali ember. “Simpul jangkar juga bisa untuk menautkan tali pada benda lain dan membuat tandu jika dipadukan dengan simpul dan ikatan,” ungkap wali kelas V itu.
Melihat antusiasme siswa saat dia perkenalkan jenis tali-temali, Kais bersyukur dan kian menyemangati. “Langsung ketagihan membuat tandunya,” komentarnya melihat para siswa yang mampu belajar dengan cepat.
Setelah itu, masing-masing kelas dibagi menjadi lima kelompok, sehingga ada 25 kelompok kecil duduk melingkar di lapangan. Para siswa berusaha memecahkan tantangan membuat tandu bersama kelompok kecilnya.
Beberapa dari mereka berulang kali bertukar posisi untuk menemukan strategi yang tepat. Ada yang bertugas memegang erat tongkatnya, ada yang dengan lincah dan fokus memutar dan menautkan talinya.
Kelegaan terpancar dari satu per satu kelompok yang berhasil menguji kekuatan simpul tandu mereka. Salah satu anggota mengajukan diri menjadi relawan yang berbaring ditandu. Sementara itu, anggota lainnya kompak berdiri di samping kanan kiri untuk mengangkat rekannya menyebrangi lapangan SD Mugeb.
Baca juga sambungan di halaman 2: Taklukkan Tantangan Bikin Tandu
Discussion about this post