Mendapatkan Amanah

Menikmati hidup paspasan
Zainul Muslimin

Mendapatkan Amanah oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.

PWMU.CO- Siapapun tentu suka jika mendapatkan amanah yang diimpikannya, yang diidam-idamkannya. Seperti misalnya amanah menjadi presiden, gubernur, bupati, atau pimpinan Persyarikatan.

Sesungguhnya siapapun kita di muka bumi ini semuanya akan senantiasa diliputi oleh berbagai amanah yang secara simultan haruslah ditunaikan.

Mendapatkan amanah dan menunaikan dengan baik dengan cara mengurusnya dengan benar, fokus, serius, dan terus menerus haruslah terus diupayakan semaksimalnya.

Ada stigma atau sebutan sangat buruk bagi siapapun yang tak sungguh-sungguh bahkan abai terhadap amanah dan janji yang disandangnya dengan sebutan munafik.

Ada alasan penting kenapa menunaikan amanah dengan baik itu sangat penting, karena pada saat yang sama ketika amanah kita terima maka akan tertutup bagi orang lain itu untuk mendapatkan dan menguasai amanah yang sudah kita terima.

Peluang untuk menduduki amanah-amanah penting hilang karena kursi amanah yang cuma satu-satunya itu sudah kita duduki. Bayangkan kalau kursi yang sudah kita duduki, ternyata kemudian kita tidak bergerak, tidak melakukan apa-apa, maka kita menjadi bagian utama yang akan menghancurkan bahkan membunuh dan mematikan amanah yang kita sandang tersebut.

Sebaliknya seseorang yang bersungguh-sungguh mengurus dengan serius, fokus, dan terus menerus dijamin oleh Allah swt menjadi orang mukmin yang sukses yang akan mewarisi surga firdaus.

Secara khusus al-Quran menyebutkan, menunaikan amanah dan janji itu menjadi salah satu syarat penting untuk menjadi orang mukmin yang sukses, yang dijanjikan oleh Allah swt akan mewarisi surga firdaus.

Sedangkan salah satu syarat penting agar bisa menunaikan amanah dengan baik dan sukses itu haruslah memiliki kompetensi.

Kompetensi yang meliputi kemampuan (ability), keterampilan/keahlian (skill) serta pengetahuan (knowledge).

Betapa banyak orang menuding seseorang yang tidak disukainya dengan sebutan plonga-plongo apalagi memang tampilan wajahnya mirip wajah plonga-plongo, ditambah lagi adanya bukti ketidak-mampuan menghadirkan solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi.

Sebaliknya boleh jadi tampilan kita menarik dan meyakinkan tetapi kalau tak ada bukti mampu mengemban amanah dengan minimnya kemampuan, keterampilan dan pengetahuan maka sesungguhnya kita termasuk yang plonga-plongo.

Tetap semangat berbagi manfaat. Bismillah.

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version