Hadapi Tantangan
Finalis PDA Sidoarjo, Lilik Shoichatun Nafsiah, mengungkapkan ada perbedaan tantangan yang dihadapi ketika penyisihan dan ketika final.
“Insyaallah ketika di babak penyisihan masih terasa nyaman karena tidak merasa terbebani hanya berniat ikut support saja dalam kegiatan muktamar. Namun ketika final, jujur yang saya hadapi terasa lebih berat. Secara mental khususnya, seperti ada yang menuntut harus tampil maksimal,” ungkapnya.
Lailatul Fithriyah Azzakiyah juga mengungkapkan bahwa babak final memberikan tantangan tersendiri. “Karena sempat ada kendala teknis. Tiba-tiba saya keluar Zoom saat giliran saya tampil. Juga karena persiapan untuk maju ke babak final sangat mepet, jadi sedikit kalang kabut mempersiapkannya,” ungkapnya.
Dia berharap agar ajang semacam ini terus diadakan. “Karena pentingnya kehadiran mubalighat dan daiyah, maka pelatihan-pelatihan dan kajian untuk penguasaan materi dan metode dakwah perlu digalakkan. Selain itu kader mubalighah dan daiyah Aisyiyah juga perlu melek perkembangan teknologi,” ungkapnya.
Adapun Lilik Shoichatun Nafsiah, dia berpesan kepada para mubballighat ‘Aisyiyah, “Setiap Muslim punya kewajiban berdakwah maka berdakwalah dimana saja dengan apapun kondisinya sesuai kemampuan yang kita miliki,” ujarnya.
Nantinya 10 finalis ini akan mengikuti final lomba yang diadakan secara daring live via zoom pada tanggal 14 Agustus 2022. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni