Malam Refleksi Kemerdekaan di Desa Ini Membedah Perjuangan Muhammadiyah Ujungpangkah; Liputan Fauzi, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Malam refleksi HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, diselenggarakan PRM Pangkahkulon di Lapangan Al-Ghomamah, Selasa (16/8/2022) malam. Temanya: Refleksi Sejarah Perjuangan Muhammadiyah di Desa Pangkahkulon.
Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pangkahkulon bersama organisasi otonom seperti Pemuda Muhammadiyah, Aisyiyah, Nasyiyatul Aisyiyah, perwakilan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ujungpangkah, dan warga sekitar.
Wakil Ketua PRM Pangkahkulon Zuhal Fanani mengatakan PRM Pangkahkulon adalah salah satu Ranting Muhammadiyah yang berada di Kabupaten Gresik paling ujung utara di sebuah Kecamatan Ujungpangkah. Tepatnya di Desa Pangkahkulon yang bersebelahan dengan Desa Pangkahwetan yang mata pencaharian utama warganya sebagai nelayan.
Sejarah Muhammadiyah Ujungpangkah
Ketua Bidang Kader PCM Ujungpangkah Waznin yang ditunjuk sebagai pemateri membeberkan, awal mula berdirinya Muhammadiyah Ujungpangkah tahun 1963 di sebuah rumah milik Haji Shihab yang terletak di Desa Pangkahkulon.
Setelah dibentuk pimpinan dilakukan pelantikan pimpinan Muhammadiyah yang pertama di Desa Banyuurip yang difasilitasi oleh Haji Khudhori, Kepala Desa Banyuurip. Setelah pelantikan, mereka bergerak cepat dengan meresmikan rumah Haji Basor sebagai kantor pertama Muhammadiyah Ujungpangkah.
Pengajian pertama pun segera diselenggarakan dengan pembimbing Sudibyo. Mereka juga dibekali ilmu bela diri dari H. Syaiful dan Mahfudz. Sekolah pertama yang dikelola PCM Ujungpangkah segera didirikan tahun 1964 dengan nama MI Tanwirul Qulub, yang menjadi cikal bakal berdirinya MI Muhammadiyah 1 Ujungpangkah.
“Madrasah ini menjadi amal usaha Muhammadiyah yang dikelola PRM Pangkahkulon dan Pangkahwetan,” ungkapnya.
Sekretaris Panitia Malam Refleksi Aris Kamiludin SAg menyampaikan, tujuan diselenggarakannnya acara ini adalah, pertama, memotivasi semangat berorganisasi khususnya di Desa Pangkahkulon dengan mengkaji sejarah perjuangan pendiri Muhammadiyah di Desa Pangkahkulon.
“Kedua, menumbuhkan semangat berjuang dan berdakwah seperti para pendahulu kita dengan tidak memandang tempat dan waktu dalam berdakwah tapi tetap istikamah,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni