Lima Tuntunan Mendidik Generasi Islam Unggul; Liputan Dadang Prabowo, kontributor PWMU.CO Kota Pasuruan.
PWMU.CO – Untuk menyiapkan generasi Islam masa depan yang unggul, setidaknya ada lima tuntunan yang Allah ajarkan kepada umat Islam.
Hal itu disampaikan oleh Anang Abdul Malik di acara Milad Ke-7 Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Ma’un Muhammadiyah (SPEAM) Kota Pasuruan, Senin (15/8/22).
Ustadz Anang—sapaannya—menyampaikan kelima tuntunan itu kalau dipraktikkan dalam dunia pendidikan, maka akan lahir generasi Islam yang unggul.
Pertama, menanamkan pemahaman yang benar pada anak sejak dini. “Sampaikan kepada anak-anak bahwa yang benar itu benar, dan yang salah itu salah sejak dini. Dengan begitu, anak-anak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah,” ujarnya.
Paling tidak, sambungnya, ketika anak-anak melihat sampah berserakan tidak pada tempatnya, muncul daya tanggap mereka untuk menempatkan di tempatnya.
Kedua, menanamkan rasa simpati dan belas kasih. Di lembaga pedidikan, menurutny, rasa simpati dan belas kasih harus ditumbuhkan dan diajarkan, sehingga para siswa mempunyai empati dengan kondisi sesama dan tidak egois.
Ketiga, mensucikan jiwa anak-anak sejak dini. “Jangan sampai jiwa-jiwa anak kita ini terkontaminasi (dengan hal-hal yang negatif),” tuturnya.
Dia menyapaikan, di tahun 2017, ada sebuah penelitian yang sangat mengejutkan bahwa: prefrontal cortex(PFC)–bagian depan otak yang terletak di belakang dahi berfungsi sebagai pengambil keputusan–mayoritas anak-anak Indonesia sudah terkontaminasi.
Padahal, PFC adalah gudang ilmu pengetahuan yang berfungsi membedakan mana yang benar dan tidak; yang memutuskan apa yang seharusnya dilakukan.
Apalagi di masa pandemi Covid-19, di mana sekolah banyak mengadakan pembelajaran menggunakan fasilitas gadget. Sehingga, karena sejak masih kecil, anak-anak sudah memegang gadget, membuat orangtua sulit untuk mengontrol.
“Maka kita punya tugas, supaya anak-anak ini tidak terkontaminasi,” ujarnya di hadapan para guru dan santri SPEAM di Masjid Ibrahim, SPEAM Putra.
Baca sambungan di halaman 2: Rasa Terima Kasih