Walking Together menjadi salah satu lomba dalam even Agustusan yang butuh kekompakan. Liputan Callysta Nafa Amalia, kontributor PWMU.CO.
PWMU.CO – Agustusan tahun 2022 di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) dirayakan bersamaan dengan peringatan Muharam. Maka, lomba memeriahkan HUT RI ke-77 disandingkan dengan Musasi Muharam Festival (M2F).
Walking together dan balap karung adalah salah satu lomba di acara M2F tahun ini dan diikuti tiap perwakilan dari kelas 7, 8 dan 9. Lomba walking together dilaksanakan di lapangan SMP Musasi, sedangkan balap karung di laksanakan di Sport Center lantai 3. Keduanya dilakukan di hari Jumat (12/8/22).
Tiba-Tiba Kaki Keram
Untuk lomba balap karung, setiap kelas wajib mengirimkan satu tim yang mempunyai dua anggota. Balap karung juga dilaksanakan secara estafet, bergantian. Karena dilakukan secara estafet, maka kekompakan tim harus benar-benar terjalin.
“Balap karungnya lumayan seru. Tapi sayangnya timku ngga menang, aku sih biasa aja karena memang dari awal lomba, kakiku tiba-tiba kram,” ujar Husain Ali, salah satu perwakilan lomba balap karung dari kelas 9F
Tidak kalah seru dari balap karung, walking together juga diikuti empat siswa/siswi di setiap kelasnya. Tiap tim tidak boleh bercampur antara laki-laki dan perempuan.
“Sebelumnya, lomba ini pernah dilaksanakan di acara Agustusan juga. Beberapa tahun sebelumnya pernah ada, tapi pakai klompen bertiga,” kata Ketua Panitia Lomba M2F 2022 Edy Prawoto. Dua tahun sebelumnya, lanjut dia, tidak dilaksanakan lomba karena terhalang pandemi.
Banyak sekali siswa-siswi mengira bahwa lomba ini seperti bermain bakiak, tapi namanya saja yang berbeda. Ada pula yang mengira dua anak yang salah satu kakinya diikat satu sama lain, lalu berjalan bersama.
Saat lomba dilaksanakan, permainan ini dilakukan dengan cara mengikat kaki empat anak lalu berjalan bersama, bukan dua orang yang seperti dibayangkan para siswa atau juga seperti bakiak.
“Awal liat poster lombanya, kirain bakal kaya bakiak, ternyata diiket kakinya terus baris ke samping, baru kita jalan bareng-bareng”, ujar Jemy Pradana, salah satu peserta lomba M2F.
Dia juga menambahkan, jika lombanya seru, karena bisa melatih kekompakan. “Terus kalo ga kompak jatuhnya bareng-bareng, jadi bisa tambah solidaritas sesama teman,” tuturnya.
Sebelum babak final dimulai, para guru khususnya panitia lomba juga ikut memeriahkannya. Mereka mencoba mengikat kakinya satu sama lain. Kontan saja, hal tersebut membuat para murid semakin riuh dengan teriakan-teriakan membakar semangat. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.