PWMU.CO – Berjuang di Persyarikatan Muhammadiyah memang tidak mudah. Harus mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran. Bahkan materi pun harus dikorbankan demi kesejahteraan umat di negeri ini.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Surabaya (Koorkom IMM UM Surabaya) Khoirul Anam, pada acara pelantikan pengurus Koorkom IMM UMSurabaya periode 2017-2018, Selasa (22/2).
(Baca: Terbitkan Buku, Langkah Maju IMM Surabaya untuk Tingkatkan Budaya Literasi)
Muhammadiyah, kata Khoirul, tidak akan berkembang tanpa ada kader yang siap menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah. “Maka jangan pernah mengeluh dan lelah untuk berjuang di Muhammadiyah. Karena hakikatnya, jika kita berjuang untuk Muhammadiyah berarti kita juga berjuang untuk bangsa Indonesia ini,” tegas Khoirul.
Acara pelantikan dilanjutkan dengan diskusi panel bertema “Reaktualisasi Konsep dan Gerakan Kepemimpinan Berdasarkan Tri Kompetensi Dasar” yang diselenggarakan di gedung G-Inspire Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya).
Ketua DPW PAN Jatim M Masfuk yang menjadi narasumber menyampaikan bahwa tugas mahasiswa hari ini adalah harus peka terhadap fakta sosial. “Jika IMM melihat umat Islam dilecehkan kemudian tidak melawan, itu namanya bukan IMM,” ujarnya.
(Baca juga: Darul Arqam Madya, Upaya IMM Surabaya Lahirkan Kader Madani)
Tugas seorang Muslim, tambah Masfuk, harus bisa merebut kekuasaan dari orang-orang bukan pribumi. Oleh karena itu, saat ini dibutuhkan kader-kader perubahan yang akan menjadi manusia dahsyat dan pemimpin yang membumi.
Khoirul Anam mengharapkan Tri Kompetensi Dasar IMM yang meliputi religiusitas, intelektualitas, dan humanitas bisa ditingkatkan oleh kader-kader IMM khususnya di UM Surabaya. “Saya berharap kader-kader IMM UM Surabaya selalu terlibat aktif dalam setiap agenda kampus yang nanti akan meningkatkan kualitas intelektual, humanitas dan religiusitas kita,” ucap Khoirul.
Wakil Rektor I UMSurabaya Aziz Alimatul Hidayah, berpesan kepada 20 pengurus baru Koorkom IMM UMSurabaya bahwa menjadi pemimpin itu tidak boleh jadi pecundang dan mudah menyerah. “Sejelek apapun kepemimpinan kalian jangan sampai melarikan diri dari amanah,” tutur Aziz.
(Baca juga: Ketika IMM Bangkit di Kampus Teknik Negeri Kebanggaan Surabaya)
Aziz juga mengajak kepada pengurus Koorkom IMM UMSurabaya untuk menjalin kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pimpinan-pimpinan UMSurabaya. Menurutnya, UMSurabaya membutuhkan kader-kader terbaik IMM se-Kota Surabaya untuk membantu UMSurabaya agar dapat lebih berkembang lagi dan bersaing di kancah internasional.
“Tidak hanya di UM Surabaya, tetapi juga di amal usaha amal usaha lainnya. Saya khawatir kalau amal usaha tidak dipegang oleh kader Muhammadiyah nilai-nilai Muhammadiyah akan luntur,” kata Aziz menutup pidato. (Dwi Putri Miftahus Sa’adah)