PWMU.CO– Pemuda Ashabul Kahfi menjadi program baru SMP Muhammadiyah 7 Dupak Jaya Surabaya. Program itu diluncurkan saat upacara HUT Kmerdekaan RI ke 77 di sekolah, Rabu (17/8/2022).
Kepala SMP Muhammadiyah 7 Imam Sapari SHI MPdI menjelaskan, program 7 Pemuda Ashabul Kahfi dilatarbelakangi oleh tiga hal. Pertama, melihat masjid yang kian sepi apalagi pasca pandemi.
Kedua, trenyuh melihat remaja yang tidak suka ke masjid. Lebih asyik scroll media sosial dan juga games. Ketiga, terpikirkan nasib masjid di masa depan apakah akan punah di masanya atau makin jaya.
Gus Imsap, sapaannya, menuturkan, siswa berjumlah tujuh anak kalian tiap dua pekan sekali diutus safari keliling ke masjid-masjid. Dari bakda Ashar sampai bakda Subuh.
”Kalian menginap di masjid. Tugas kalian selama di masjid tersebut sebagai muadzin, imam, khotib, dan bersih-bersih masjid,” kata Imsap.
7 Pelajar Ashabul Kahfi ini berasal dari anak Program Takhassus dan boarding school. Mereka anak pilihan dari mulai hafalan Quran, bacaan Qur an, akhlak. Program ini kerja sama SMP Mutu dengan Majelis Tabligh PCM Bubutan Kota Surabaya.
“Jika program ini berhasil kita akan gilir dari Cabang ke Cabang kemudian dilanjutkan ke setiap Daerah,” sambungnya.
Setelah amanah dari kepala sekolah dilanjut dengan pengambilan ikrar 7 Pelajar Ashabul Kahfi dan penyematan lencana.
Arti Merdeka
Dalam sambutannya ketika upacara Imam Sapari menjelaskan tentang makna merdeka bagi pelajar. ”Merdeka itu kalau kau bisa melepaskan segala kemalasan. Tak terbelenggu oleh asyiknya media sosial dan aneka hiburan yang menyesatkan,” katanya.
”Merdeka itu kau bisa menikmati, berkreasi, dan berinovasi serta dapat diberdayakan di negara sendiri,” tuturnya.
Gus Imsap, panggilan akrabnya, menjelaskan, isi kemerdekaan dengan tujuh pesan yakni belajar yang rajin dan tekun,istiqamah dalam ibadah, hormat patuh kepada orang tua dan guru, fokus kepada cita-cita, jauhi kemalasan dan yang sia-sia, jauhi segala bentuk kemaksiatan dan larangan, perbanyak dan serius dalam berdoa.
.
Penulis Tri Mei Lisnawati Editor Sugeng Purwanto