Abdul Karim Amrullah Bebas dari Perhambaan
Abdul Karim Amrullah (1879-1945) adalah ulama terkemuka. Dia pembaharu yang masyhur. Dia ayah dari Buya Hamka, seorang ulama besar dan Pahlawan Nasional.
Abdul Karim Amrullah seorang pemberani. Bahwa, selain kepada Allah kita tak boleh takut. Kepada penjajah Belanda, di berbagai kesempatan, dia selalu melontarkan kecaman terhadap hukum dan peraturannya yang zalim.
Sikap tegas yang serupa ditunjukkannya pula kepada penjajah Jepang. Lihatlah, Abdul Karim Amrullah tegas menolak keharusan membungkukkan badan ke arah timur laut untuk menghormati Tenno Haika. Menurut dia, bagi pemeluk Islam tidak ada yang harus disembah selain Allah.
Dengan sikapnya itu, Abdul Karim Amrullah telah menunjukkan bahwa dirinya adalah manusia merdeka. Dia adalah pribadi yang “leluasa” dan “bebas dari perhambaan”.
Merdekakan Kita
Boleh jadi, secara fisik kita merdeka. Tapi, bukan tak mungkin, kita masih terbelenggu yaitu jika kita belum memenuhi situasi merdeka seperti yang digambarkan kamus di awal paragraf tulisan ini.
Oleh karena itu, teladanilah antara lain beberapa tokoh panutan di atas yang sebagian kisah hidupnya telah diuraikan secara singkat. Mereka, para teladan itu, sudah mempraktikkan sikap nyata bahwa merdeka itu adalah “Leluasa, berdiri sendiri, tidak terikat (tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu), dan bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya)”. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni