Tiga Budayawan Gresik Apresiasi Gerakan 1000 Damar Kurung SD Mugeb; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Gerakan Seribu Damar Kurung SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik dalam merayakan HUT Republik Indonesia ke-77 mendapat apresiasi dari tiga budayawan Gresik.
Ketika peluncurannya pada Selasa (16/8/22) pagi di Lapangan Timur SD Mugeb, Kriswanto Adji Wahono atau yang biasa dikenal dengan Kris Adji AW menyatakan sangat bersyukur, berterima kasih, dan ikut mendukung Gerakan Seribu Damar Kurung di SD Mugeb. “Dalam rangka melestarikan dan mengenalkan, untuk mengerti damar kurung itu apa dan bagaimana,” ujarnya.
Damar kurung khas Gresik itu, sambungnya, sudah diakui sebagai warisan budaya dunia. Sebab, telah dia daftarkan ke The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco).
“Kalian memasang damar kurung di rumah itu perannya sangat besar! Meski cuma satu, tapi turut membantu melestarikan warisan budaya nasional,” tuturnya.
Dia menegaskan, “Kelestarian warisan budaya nasional untuk warisan budaya dunia tergantung suksesnya gerakan sekarang ini,” ujarnya.
“Lampion bergambar seperti ini satu-satunya di dunia dan itu dari Kabupaten Gresik! Kalau kalian ke mana pun keliling dunia, tidak akan menemukan seperti ini. Kalau menemukan, berarti itu dari Gresik,” imbuh budayawan yang memakai kostum pahlawan itu.
Filsafat Damar Kurung
Sejalan dengannya, kepada PWMU.CO, seniman Joko Iwan juga mengapresiasi. “Sangat bagus dan menarik, bagaimana pun, memang perlu diadakan seperti ini sebagai wujud kecintaan kita pada budaya daerah!” terangnya.
Sebab, Pemuda Pelopor Nasional Sosial Budaya dan Pariwisata 2014 itu menilai, sejauh ini ekspresi kecintaan terhadap budaya daerah masih kurang.
Terlepas dari itu, saat hadir di peluncuran Gerakan Seribu Damar Kurung pagi itu, Joko—sapaannya—menyatakan panggling dengan penampakan SD Mugeb sekarang yang banyak damar kurungnya. Dia menuturkan, “Kalau bisa dinyalakan karena damar kurung lebih bagus dalam posisi menyala.”
Mengingat, filsafat damar kurung ‘urip iku urup’ (hidup itu menyala). “Maknanya, hidup seharusnya berarti bagi orang lain,” jelas Joko.
Oleh karena itu, lanjutnya, pada sekeliling lampion khas Gresik berbentuk segi empat itu ada gambar yang menceritakan kehidupan. “Di dalamnya ada lampu itu menandakan hidup itu bersinar, punya arti bagi orang lain,” imbuhnya.
Baca sambungan di halaman 2: Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Gresik