HW Umla Silaturahmi bersama Kwarwil Jatim, Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan Kontributor Lamongan.
PWMU.CO – Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Penuntun Kafilah Joko Tingkir Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) menggelar rapat dan silaturahim bersama Kwartir Wilayah (Kwarwil) Hizbul Wathan Jawa Timur dan Kwartir Daerah (Kwarda) Hizbul Wathan Lamongan.
Kegiatan rapat dan silaturahim ini diadakan di ruang rapat Umla, Kamis (17/07/2022) mulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 14.15 WIB.
Turut mengundang, Ketua Kwarwil HW Jatim Ramanda Muhammad Harusn Roesyiedh bersama Ramanda Abidin, Ketua Kwarda HW Lamongan Ramanda Yusuf Ismail, bersama dengan jajarannya, Ramanda Sande, Ramanda Amin, Ramanda Mubarok, Ramanda Nur Hadi, Ramanda Ghozy, Ramanda Rofiq, dan Ibunda Mubaidah.
Hadir juga Rektor Umla Dr Abdul Aziz Alimul Hidayat SKep Ners MKes, Wakil Rektor 2 H Alifin SKM MKes, Wakil Rektor 3 H M Bakri Priyo Dwi Atmaji SKp MKes, dan Pembina HW Penuntun Kafilah Joko Tingkir Umla Oriza Zativalen MPd, serta anggota HW Penuntun Kafilah Joko Tingkir Umla.
Hizbul Wathan adalah Ortom Muhammadiyah
Ramanda Harun Roesyiedh di awal mengatakan, Hizbul Wathan diposisikan oleh Muhammadiyah sebagai Organisasi Otonom (Ortom). Lantas pada Muktamar HW di Makassar, dan di tahun sebelumnya yaitu 1999, mengamanatkan agar HW dibangkitkan kembali.
“Berarti usia HW ini sudah 23 tahun. Pada tahun 2019 ada kegiatan jambore penuntun, waktu itu Ramanda Din Syamsuddin menegaskan, HW harus ada di perguruan tinggi. Bentuknya yaitu, Kwartir Pusat (Kwarpus) berkomunikasi dengan Dikti,” ujarnya.
Dia menceritakan, di Tahun 2015, HW sudah mempunyai notaris. Dan dalam amanatnya, memohon kepada perguruan tinggi untuk menjadi tempat penggodokan kader-kader HW.
“Kemudian ditindak lanjuti dengan keputusan kwarpus, cara membuat atau mengelola organisasi yang ada di perguruan tinggi,” jelasnya.
Harun Roesyiedh menuturkan, di perguruan tinggi nanti, HW statusnya sebagai qobilah. Qobilah bisa jadi ketuanya adalah Rektor, Warek 3, atau bisa menunjuk dosen senior yang dianggap mempuni di bidangnya.
“Kemudian nanti di dalamnya ada wakil ketua, sekretaris, bendahara dan ditambah dua sub tambahan yaitu kegiatan operasional sama pembinaan anggota,” terangnya.
Dia menambahkan, jadi nanti kalau bidang pembinaan anggota, akan melatih anak-anak anggota Qobilah. Jadi status Kafilah, sebenarnya bukan mewakili organisasi HW secara keseluruhan.
“Oleh karena itu, saya berharap, karena di Umla ini belum ada qobilah, maka di Umla ke depan harus bisa berdiri Qobilah,” katanya.
Pembinaan Anak-anak
Dia pun bertanya, bagaimana untuk pembinaan anak-anak? Harun menjelaskan, jika nanti Qobilah HW Umla ini terbentuk, maka ada satu pembina yang ditunjuk sebagai pendamping anak-anak ketika latihan.
“Dan latihan anak-anak ini, di HW ada buku panduan yaitu buku syarat kenaikan tingkat penuntun, dan di dalamnya sudah ada materi-materinya,” terangnya.
Konsepnya, kafilah ini nanti dikasih ruang untuk belajar organisasi. Bentuknya seperti di IMM, BEM. Tapi, uniknya di HW itu punya bapak-bapak (Pimpinan Qobilah).
Terakhir dia mengatakan, berdasarkan data, dari 176 PTMA di Indonesia, HW masih terbentuk hanya sekitar 30an qobilah.
“Dan mungkin qobilaj yang ke 31 nanti adalah dari Umla,” ucapnya disambut tepuk tangan peserta. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni