Metode Penulisan
Ainur Rafiq Sophiaan mengatakan penulisan artikel dalam buku ini menggunakan metode induktif, yakni penulisan dimulai dari paparan fakta-fakta, fenomena, dan data yang bersifat khusus yang kemudian ditarik pada kesimpulan umum.
“Urutan penulisan bisa menggunakan metode PREC; points (hal-hal yang bernilai unggul), reasons (alasan atau argumentasi), examples (contoh-contoh), dan conclusion (simpulan),” tegasnya.
Untuk penulisan, dia menyampaikan ada tiga alur yang menjadi pilihan penulis. Pertama, alur kronologis. Penulisan dilakukan dengan menggunakan alur urutan waktu berdasarkan terjadinya fakta atau fenomena. Ada alur proses, penulisan lebih ditekankan pada deskripsi proses fakta yang diunggulkan dan tidak tergantung waktu.
“Ada alur jurnalistik, penulisan ini dilakukan mengikuti kaidah jurnalistik, yaitu piramida terbalik; yang paling penting ditaruh alinea pertama. Semakin ke bawah semakin kurang penting. Tulisan dengan alur ini juga dapat berbentuk feature yang alurnya mengikuti latar peristiwa.
Anatomi Penulisan
Ainur Rafiq Sophiaan menyampaikan untuk anatomi penulisan, penulis harus memperhatikan lima hal. Mulai dari judul yang tak lebih dari lima kata, intro atau pembukaan usahakan tak lebih dari dua alinea. Ketiga, body, tubuh tulisan berisi paparan fakta, fenomena, data serta argumentasi.
“Anatomi keempat dan kelima adalah conclusion atau simpulan dan penutup jika perlu).”
Untuk judul tulisan, sambungnya, harus menggambarkan keseluruhan tema tulisan, ditulis dengan ringkas dan lugas. Sebaiknya sebelum menulis sudah memiliki konsep judul. Judul ini bisa saja diperbaiki atau disempurnakan setelah seluruh tulisan selesai, bersifat afirmatif (penegasan), sugestif (ajakan), interogatif (bertanya), atau provokatif (menggugah penasaran), dan diusahakan menggunakan diksi (pilihan kata) yang memiliki sifat 3C (clear, concrete, concise).
Paragraf Tulisan
Untuk paragraf tulisan, Ainur Rafiq Sophiaan memaparkan berisi satu bagian pokok gagasan atau penjelasan. Pergantian paragraf selalu diawali dengan spasi baru dengan posisi kata pertama masuk ke dalam (kanan).
“Bila ingin berganti paragraf untuk menjelaskan pokok gagasan baru, maka harus dipisahkan dengen membuat subjudul baru,” katanya.
Untuk penulisan nama dan gelar, sambungnya, sebaiknya ditulis dengan benar dan lengkap. Sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Semisal Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., Dr. Arba’iyah Yusuf, M.A atau (MA).
“Nama penulis di awal artikel boleh saja tanpa menggunakan gelar apa pun (tergantung kesepakatan). Sedangkan identitas utama penulis bisa dicantumkan di akhir tulisan atau di kaki halaman pertama dengan ditandai tanda bintang,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.