PWMU.CO – Setelah menempuh perjalanan udara selama 2,5 jam lebih, rombongan peserta dan penggembira Tanwir Muhammadiyah dari Jawa Timur mendarat di Ambon, Maluku, (23/2). Sebelum menuju lokasi Tanwir, peserta dimanjakan dengan jamuan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Ir M. Nadjikh di “resto” salah satu pabrik pengolahan ikan miliknya yang berlokasi di Ambon.
Tempat jamuan ini adalah sebuah resto mini “insidental”. Tepatnya di dalam PT Maluku Maya Mandiri, Jl Dr Laemena No 8, Tawiri, Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku. Sebuah pabrik pengolahan ikan yang berdampingan dengan nelayan karena berbatasan langsung dengan teluk Ambon.
Menurut Nadjikh, keberadaan resto dalam pabrik ini memang tidak dibuka setiap hari. “Tetapi memang dikhususkan ketika ada tamu yang datang ke Maluku,” jelas pria yang juga Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu
(Baca juga: Sukseskan Tanwir Muhammadiyah Ambon, PWM Jatim Berangkatkan Rombongan Besar)
Sehari sebelum pelaksanaan Tanwir, rombongan Muhammadiyah dari Jatim yang berjumlah 25 mendapat kehormatan sebagai tamu jamuan yang pertama.
Layaknya “pusat” pengolahan ikan, maka menu pun didominasi oleh berbagai olahan ikan. Diantaranya ikan tuna bakar, sup kepala ikan tuna, udang asam manis, ikan Layur, ikan bakar sushimi dan lain-lain.
Tak lupa, buah-buahan pun menjadi penutup jamuan ini. Termasuk agak bersusah payah mencarikan buah durian asli Ambon dalam beberapa ikatan. “Alhamdulillah, rasa duriannya sangat nendang. Ada sedikit pahit-pahitnya yang terasa,” begitu kesan Ketua Lazismu, Zainul Muslimin, tentang durian Ambon ini.
(Baca juga: 4 Alasan Tanwir Muhammadiyah 2017 Ditempatkan di Ambon)
Barulah setelah rombongan Jatim meninggalkan resto menuju arena Tanwir untuk melakukan registrasi, jamuan ternyata berlanjut. Kali ini adalah rombongan beberapa Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Sebenarnya di Ambon ini, kami punya 2 pabrik. Tapi yang ada masak-masaknya memang pabrik yang ini,” jelas Nadjikh tentang keberadaan pabrik yang di bawah pengelolaan PT Kelola Mina Laut (KLM).
Apakah pabrik ini termasuk salah satu rintisan KLM dalam merintis usaha mengelola ikan? Ternyata juga bukan, bahkan tergolong baru. “Ini adalah pabrik ke-49 yang dibangun oleh KML,” jelas Nadjikh tentang kronologi pembangunan pabrik itu.
Jika demikian, berapa jumlah total pabrik KML di seluruh Indonesia. Ternyata sudah ada 53 buah, dan tentu saja akan terus dikembangkan. Selamat, semoga sukses selalu menyertai KML dalam memberdayakan ekonomi para nelayan Indonesia. (iqbal paradis)