Di Acara Aisyiyah, Gubernur Jatim Tafsirkan Dua Ayat Ini; liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Aisyiyah sudah 105 tahun itu artinya pengabdian yang sangat panjang. Ini jariyah dan amal shalih yang luar biasa. “Mudah-mudahan pahala mengalir dunia akhirat.”
Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Dra Hj Khofifah Indar Parawansa MSi pada Resepsi Milad Ke-105 Aisyiyah di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (20/08/2022).
Khofifah yang juga Ketua Umun Pimpinan Pusat Muslimat NU itu mengawali sambutannya dengan mengajak peserta membaca al-Quran surat an-Nahl ayat 97. Dia pun membacakan ayat dan terjemahnya, lantas mengomentari kandungan ayat tersebut.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
“Sebetulnya ayat ini berkait dengan kesetaraan pengakuan dari pengamalan laki laki dan perempuan. Tapi karena kultur di Indonesia sepertinya menempatkan perempuan second society, maka ayat ini seakan tidak memiliki power. Tapi kalau Aisyiyah yang bersuara (mengenai ayat ini) power-nya lebih kuat dan lebih terdengar,” terangnya.
Oleh karena itu menurut Khofifah, perempuan harus menjadi orang yang cerdas.
“Makanya perempuan harus pinter, ada keunggulan kompetitif dan komparatif,” tegasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Keunggulan Perempuan