Tantangan di 4 Pos
Menurut Rafael ada empat pos, di mana di tiap pos itu setiap kelompok diberi tugas oleh panitia. Tugas-tugas itu, lanjutnya, ditulis dalam bahasa sandi morse dan sandi kotak lalu diletakkan dalam amplop yang sudah disiapkan sebelumnya.
“Di pos satu ada tes pancaindera. Dengan mata ditutup, para peserta diminta untuk menyebutkan benda yang mereka bau, dan atau mereka raba dengan tangan telapak mereka,” ucapnya pada PWMU.CO.
“Tes ini melatih kepekaan para santri tentang hal-hal yang berada di sekitar mereka, meskipun dengan mata tertutup,” imbuhnya.
Di pos kedua lanjutnya ada tantangan bagi setiap peserta untuk merangkak di atas lumpur. Sedangkan di pos ketiga ada tes kekompakan dengan mentransfer air dari satu santri ke santri lainnya. Dan di pos terakhir ada tantangan membuat ‘gapura’.
“Gapura yang dimaksud tersusun dari setiap peserta yang membuat formasi seperti gapura. Di sini kekompakan dan kreativitas mereka diuji,” ujarnya.
Rafael melanjutkan bahwa di akhir kegiatan outbound, para santri melakukan gerakan sosial dengan bersih selokan air dari sampah.
“Bersih-bersih selokan air ini adalah bentuk kepedulian para santri dengan lingkungan sekitar. Apalagi dua hari terakhir hujan turun deras dan menyebabkan banjir karena banyak sungai tersumbat oleh sampah,” terangnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni