Empat Pesan Kiai
Untuk kemajuan pondok, lanjutnya, ada empat hal yang harus dimiliki oleh santri-santri MBS Trenggalek.
Pertama, tanamkan keimanan yang kuat dalam lubuk sanubari untuk seluruh warga pondok, baik pimpinan, dewan guru, maupun santri-santri.
“Kalian harus punya pondasi yang kuat, anak-anakku di pondok pesantren inilah kawah candradimuka untuk manancapkan paku bumi pondasi keimaman kalian. Maka jika keimananmu kuat kelak ketika menjadi pemimpin, pejabat maka kalian akan menjadi orang yang berhasil yang selalu taat kepada Allah SWT” jelasnya.
Poin kedua, keilmuan. Ustadz Anang mengutip firman Allah dalam al-Qur’an surah al-Mujadilah ayat 11: ”Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu, maka berdirilah.’ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Dia menegaskan, bukan hanya orang yang beriman yang dinaikkan derajatnya oleh Allah tapi juga orang yang mau mencari ilmu yang akan ditinggikan derajatnya.
“Maka tujuan kalian belajar di pondok ini dalam rangka mencari ilmu sebanyak-banyaknya,” tuturnya.
Tak Hanya Belajar Agama
Di pondok ini, dia melanjutkan, kalian tidak hanya belajar ilmu agama tapi juga belajar ilmu umum. Semuanya penting.
“Harapan para dewan kiai, kelak kalian tidak hanya jadi mubaligh tapi akan ada alumni dari MBS Trenggalek yang menjadi insinyur, polisi, tentara, atau dokter. Karena agama Islam, agama kita ini sedang bersaing dengan agama yang lain untuk memperjuangkan kehidupan umat manusia,” terangnya.
Ketiga, harus berwawasan yang luas. Ustadz Anang menjelaskan, untuk mendapatkan wawasan yang luas memang penuh perjuangan, harus bersakit-sakit dahulu, harus dengan perjuangan yang besar.
“Maka kalian hari ini jauh dari orangtua. Kalian jauh dari fasilitas ini dalam rangka mencari pengetahuan yang luas. Jika kalian hanya di dalam rumah maka kalian seperti katak dalam tempurung,” jelasnya. Dia pun mengutip perkataan Imam Syafi`i:
سافرْ تجد عوضاً عمَّن تفارقهُ
“Safarlah, engkau akan menemukan pengganti orang-orang yang engkau tinggalkan”.
Poin keempat, seluruh elemen keluarga besar MBS Trenggalek harus kompak bersatu padu untuk mengelola pondok pesantren MBS Trenggalek.
Sebagai penutup amanat, dia mengajak para santri melafalkan secara lantang niat mencari ilmu karena ibadah untuk mebangkitkan semangat santri MBS Trenggalek. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni