Madrasah Muallimaat Menginisiasi Forum Guru Internasional Tiga Negara. Liputan Laeli Tri Agustina, Kontributor PWMU.CO Yogyakarta
PWMU.CO – Kelas Internasional Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta menginisiasi berlangsungnya International Teachers Forum (ITF) dengan melibatkan tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Forum ini berlangsung secara online pada hari Ahad, (21/8/2022) yang diikuti oleh empat sekolah dari tiga negara antara lain: Madrasah Muallimaat, SMP Muhammadiyah 3 Depok, SMK Sultanah Asma (Malaysia), dan Streesmutprakan School (Thailand).
Program ITF berkomitmen untuk membentuk guru yang memiliki kompetensi nasional maupun internasional. Guru sebagai pendidik dituntut memiliki kemampuan mengajar yang efektif, berkoneksi secara sosial dan batin dengan peserta didik, berwawasan global serta mengikuti perkembangan teknologi yang mendukung sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
Materi yang disampaikan berupa pentingnya kemampuan mengajar secara efektif, pentingnya mengajari kemampuan berinteraksi sosial di masyarakat kepada peserta didik, cara meningkatkan kompetensi global kepada pengajar, serta pentingnya mengikuti perkembangan teknologi demi strategi KBM yang efektif.
Bertukar Wawasan dan Informasi Pendidikan
Dwi Setiyawan MPd, Kepala Urusan Kelas Internasional menuturkan, tujuan diadakannya ITF antara lain untuk bertukar informasi penting terkait pendidikan dan pengajaran di negara lain, menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan.
“Diharapkan para guru dapat memperdalam ilmu pendidikan dan pengajaran, meningkatkan kemampuan pengajaran yang kontekstual dan ter_update_,” ucapnya.
Selain itu agar para guru mengetahui strategi dan metode pengajaran terkini, dapat meningkatkan kemampuan public speaking, meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, menambah relasi dari sekolah dan negara lain, dan dapat meningkatakan kolaborasi sesama guru dalam pengajaran.
“Forum internasional ini akan diselenggarakan secara rutin setiap semester dengan tema dan bahasan yang berbeda. Forum selanjutnya, semoga bisa diagendakan secara luring,” ujar Dwi Setiyawan MPd.
Acara ini diawali dengan penyampaian sambutan oleh perwakilan empat sekolah, yakni Unik Rasyidah MPd (Direktur Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta), Farihah Binti Hussein MEd (Malaysia), Wuttichai Wantamart (Thailand), dan Hasanudin SPdI MPd (SMP Muhammadiyah 3 Depok).
“Guru sebagai pendamping peserta didik, harus memiliki pengetahuan lebih dibandingkan dengan peserta didiknya. Forum ini akan mendapatkan berbagai pengetahuan baru tentang pembelajaran pasca pandemi,” ulas Unik Rasyidah MPd ketika menyampaikan sambutan.
Hal serupa juga turut disampaikan oleh Direktur dari Streesmutprakan School Thailand. Melalui program ini, pihak sekolah bisa mendapatkan berbagai pandangan dari tiga negara tentang proses pendidikan dan pembelajaran setelah pandemi yang melanda seluruh penjuru dunia.
Presentasi Perwakilan Guru dari Empat Lembaga
Sesi kedua setelah sambutan adalah forum para guru yang diwakili oleh satu perwakilan pembicara dari keempat sekolah, yakni: Maslela Noorida Binti Mansur (Malaysia), Elpin Eliana, MPd (Madrasah Muallimaat), Ary Gunawan SPd (SMP Muhammadiyah 3 Depok), dan Thanapoom Pumchan PhD. (Thailand).
Keempat narasumber mempresentasikan berbagai pandangan tentang proses pembelajaran dan pendidikan pasca pandemi, mulai dari menghadapi tantangan hingga solusi terbaik untuk perbaikan pendidikan di masing-masing sekolah.
Forum Group Discussion (FGD) merupakan acara selanjutnya yang membagi seluruh peserta menjadi empat kelompok dengan pembahasan berbeda. FGD ini merupakan ajang bertukar pikiran dari berbagai prespektif sekolah dengan tantangannya masing-masing.
Materi FGD dalam empat kelompok tersebut antara lain: An effective way of teaching and learning in classroom; Social and Emotion Learning in the secondary classroom; How to develop Global Skills for Learners dan Technology impact in teaching and learning strategy
Hasil diskusi pada FGD akan disampaikan di forum umum untuk dijadikan rujukan dalam peningkatan pendidikan dan mampu bertahan di masa setelah pandemi.
Bukan hanya dalam kemampuan mengajar saja namun diimbangi oleh ilmu serta pengalaman yang luas, kemampuan mengakses teknologi terbaru dan mengajarkan peserta didik pentingnya kemampuan sosial untuk menyiapkan murid terjun ke sekitar masyarakat secara matang. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni